Bank Mandiri Tak Akan Ganti Dana Nasabah yang Hilang Rp 128 Juta, Apa Sebabnya?
Manajemen PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memastikan tidak akan menggantikan dana sebesar Rp 128 juta yang dilaporkan hilang oleh salah satu nasabahnya. Hal ini didasarkan pada hasil investigasi yang dilakukan oleh bank pelat merah tersebut.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Atturidha menjelaskan, proses investigasi berlangsung selama 11 hari kerja. Usai investigasi, bank milik negara itu menyatakan tidak dapat melakukan penggantian dana karena telah terjadi kebocoran pin ATM transaksi itu tergolong sah.
“Berdasarkan investigasi internal, transaksi yang disanggah merupakan transaksi yang sah dengan kartu Mandiri debit dan PIN yang sesuai sehingga Bank Mandiri tidak bertanggung jawab dan tidak dapat memberikan penggantian atas dana yang hilang tersebut,” kata Rudi dalam keterangannya, Sabtu, 22 Mei 2021.
Lebih jauh Rudi menjelaskan, sesuai rekaman pengaduan nasabah ke call center 14000, Bank Mandiri memperkirakan nasabah telah menjadi korban kejahatan dengan modus penukaran kartu debit dan penguasaan PIN.
Pasalnya, kartu debit yang dipegang nasabah berbeda dengan kartu debit yang terdaftar di Bank Mandiri. Sedangkan kartu yang dipakai bertransaksi tidak lagi dalam penguasaan nasabah. “Kami telah menyampaikan dan menindaklanjuti permasalahan tersebut kepada nasabah dan pihak terkait lainnya,” ujar Rudi.
Penjelasan ini disampaikan merespons laporan seorang nasabah Bank Mandiri bernama Asrizal Askha yang mengaku kehilangan dana sebesar Rp 128 juta. Perseroan mengkonfirmasi kabar tersebut.
“Sehubungan dengan laporan kehilangan dana nasabah atas nama Asrizal Askha, kami sungguh prihatin dan menyesalkan kejadian kehilangan tersebut,” kata Rudi.
Kejadian ini bermula saat nasabah bernama Asrizal hendak menarik saldonya di anjungan tunai mandiri (ATM) pada 6 Februari 2021. Semestinya, uang di ATM itu berjumlah Rp 128 juta. Namun saat dicek, saldo ATM Asrizal kosong alias Rp 0.
Karena bingung, Azrizal langsung menelepon kontak center Bank Mandiri untuk menanyakan masalah yang ia alami. Petugas call center kala itu menyatakan bahwa telah terjadi transaksi penarikan dan transfer dengan nomor kartu yang sama seperti yang dimiliki oleh nasabah.
Padahal pada saat transaksi terjadi, kartu ATM nasabah berada di dompet pribadinya. Selanjutnya pada 8 Februari 2021, nasabah mendatangi Bank Mandiri cabang Melawai, Jakarta Selatan, untuk memperoleh jawaban lebih detail.
Petugas bank saat itu langsung melakukan pergantian kartu ATM dengan alasan ada dana masuk di waktu yang sama. Nasabah juga diminta menunggu proses investigasi. Usai investigasi rampung, Bank Mandiri menyatakan tidak dapat melakukan penggantian dana karena telah terjadi kebocoran pin ATM transaksi itu tergolong sah.
Kabar kehilangan dana hingga ratusan juta ini viral diperbincangkan di Twitter. Bahkan hingga sore tadi, tagar Mandiri sempat menjadi keyword trending di media sosial tersebut.
Salah satu warganet bernama Naufal dengan akun @Hlmimisan yang mengunggah cuitan tentang utas tersebut mengaku khawatir dengan keamanan dana di perbankan karena tahu kasus tersebut. "Aduh kalau terjadi lagi dan lagi, jadi mikir beberapa kali mau nyimpen duit banyak-banyak di bank," cuitnya pada Jumat, 21 Mei 2021.
Sementara itu, ada juga nasabah yang menduga dana Rp 128 juta itu bisa hilang karena kartu ATM nasabah sempat dikloning oleh oknum. Salah satu yang menduga praktik skimming adalah Candro Sinabutar.
Dalam cuitannya, ia mengaku bersama teman sekantornya pernah terkena skimming, tapi bukan Bank Mandiri. "Saya 5 jt temen sekantor 10jt..setelah beberapa bulan dikembalikan.. banknya plat merah tp bukan mandiri.. harusnya kalau skimming itu salah bank.. ga bisa menjaga mesin atm nya sendiri..," cuit @candrosinabutar . Setelah kejadian itu, ia memberi tips agar kalau menarik tunai uang di ATM yang berdekatan dengan bank terkait. "Ambil2 duit jangan di atm yg sembarangan.. mending ambil di atm yg secure kayak atm yg ad di bank lgs.."