Awalan

Kisah Mualaf Arianto, Dulu Benci Islam Sekarang Dapat Berkah Hidayah


 Tidak heran, karena doktrin keluarganya yang memberikan pandangan tidak benar mengenai Islam. Media massa juga sangat berpengaruh, terutama ketika menayangkan bahwa banyak kejahatan terorisme yang dikaitkan dengan Islam.

Kebencian dengan Islam bahkan sudah muncul sejak kecil. Ketika mendengar suara adzan, Ari, begitu akrab disapa, merasa sangat terganggu. Bahkan dia juga amat membenci Muslimah yang memakai jilbab dan cadar.

Ari termasuk orang yang taat beribadah, dalam keyakinannya yang lama, bahkan setelah dia terjun di dunia usaha. Namun beberapa tahun lalu, usaha yang dirintisnya tiba-tiba jatuh bahkan meninggalkan banyak utang.

Di tengah kesulitannya, dia berusaha untuk semakin dekat dengan agamanya karena tidak ada satu orang pun yang bisa membantunya. Berbagai tempat ziarah dia datangi selama berbulan-bulan.

Namun Ari tak kunjung mendapat jawaban dari doa-doanya. Satu ketika dia sempat beribadah di sebuah gua, di sana dia sesumbar, jika doa-doanya tak juga terkabul dia akan mencari jalan pintas, salah satunya adalah pesugihan.

Saat itu pria kelahiran Jakarta ini sedang menetap di Malang, banyak tempat-tempat mistis yang dapat dijadikan untuk memuja mencari kekayaan. Namun Ari bersyukur, dia tak sempat untuk jatuh ke dunia hitam.

Sebuah bisikan datang kepadanya, yang kini dia percayai sebagai bagian dari hidayah Allah SWT. Bisikan itu berkata bahwa ada Tuhan yang lebih besar dari yang sebelumnya dia percayai. Bisikan ini meminta agar Ari datang ke Penciptanya, ketika berdoa dan menjalankan sholat maka apapun yang diminta akan diberikan.

Ari tak langsung mempercayai bisikan tersebut. Karena dia berpikir awalnya bisikan tersebut adalah bisikan setan.

Ari mulai mencari tahu ibadah sholat dan mempelajarinya melalui kajian online. Islam adalah agama yang harus diyakininya jika ingin menjalankan sholat.

Selama beberapa hari dia mencari tahu mengenai Islam dan mengamalkan ajarannya. Tanpa mengingat dia pernah membenci Islam, Ari kemudain mencari teman dekatnya untuk meminta tolong menemaninya bersyahadat.

Ari kemudian menghubungi Mualaf Center Malang. Ari dibimbing langsung Ketua MCI Malang Irfan, dan bersyahadat pada 20 November 2019 di Masjid Baitut Taqwa Bea Cukai Malang.

Setelah bersyahadat, dia mendapatkan bimbingan mualaf mulai dari dasar-dasar Islam, tata cara wudhu dan sholat. Ari mengaku bahwa dia kesulitan dalam sholat.

Apalagi harus menggunakan bahasa Arab yang sebelumnya tidak pernah dikenal dan dipelajarinya. Dibantu dengan temannya, Ari pun perlahan mulai lancar melaksanakan sholat lima waktu.

Saat ini dari harta yang dikumpulkannya, dia tak ingin lagi silau dengan dunia. Ari yang akan melangsungkan pernikahan Mei mendatang tidak akan membangun rumah mewah. Ari memilih untuk membangun masjid di seluruh Indonesia. Sebagai salah satu amal jariyah untuknya.

Setelah ujian ekonomi berhasil dilaluinya, kini Ari masih menghadapi ujian dari keluarga. Sejak menjadi mualaf, Ari memberitahu kedua orang tua dan saudaranya.

Tak hanya penolakan dan kata-kata kasar yang didapatkan, Ari juga diusir dari rumah kedua orang tuanya karena memilih menjadi Muslim. Ari berharap keluarganya perlahan dapat menerima keputusannya dan mendapatkan hidayah dari Allah SWT.

Ari juga saat ini masih mendalami Islam, namun karena adanya pembatasan, kajian yang diikuti hanya kajian online saja. Ari lebih sering menonton kajian Dr Zakir Naik karena pembahasannya yang lebih dekat dengan dia yang seorang mualaf.

Ari juga secara bertahap belajar mengaji Alquran namun masih otodidak tanpa panduan guru mengaji. Selain itu hingga saat ini Ari masih belum bisa menjalankan puasa Ramadhan.

"Saya menderita penyakit lambung akut, sehingga tidak bisa berpuasa dan menggantinya dengan fidyah, beberapa kali saya coba untuk berpuasa namun baru pukul 09.00 lambung saya tak kuat menahan,"ujar dia.

Ari mengaku ada keinginan besar untuk bisa berpuasa saat Ramadhan namun karena kondisi fisiknya menyebabkan dia tak mampu menjalankannya. Ari kini hanya bisa merasa menyesal, gaya hidup sebelumnya yang buruk berdampak langsung pada kesehatannya.

Dahulu Ari sangat senang makan makanan dan minum yang diharamkan Islam. Apalagi saat dia pernah menetap di Bali, karena mudahnya mengkonsumsi hal tersebut.

Setelah menjadi mualaf, tak lantas kesulitan hidupnya langsung selesai. Ari kembali mendapat ujian ekonomi yang justru lebih berat.

Utang-utangnya semakin banyak, lantas karena di Malang dia tak lagi memiliki kesempatan untuk berusaha, Ari kembali hijrah ke kota kelahirannya. Ari kembali ke Jakarta dan memulai usahanya kembali.

Setelah hijrah, usahanya pelan-pelan membuahkan hasil setelah empat bulan menjadi mualaf. Saat ini seluruh utang piutangnya lunas dan dia mampu mendaftar umroh dan haji, hanya saja saat ini terkendala Covid-19 sehingga belum ada kesempatan untuk berangkat.

Tak hanya sholat, Ari juga banyak mengamalkan ajaran Islam terutama memperbanyak shalawat dan sedekah. Ada salah satu pengalamannya bersedekah yang tak pernah dia lupakan.

Sebelum menjadi mualaf, Ari juga berpandangan sempit terhadap kaum dhuafa. Dia berpikir bahwa pengemis atau orang yang hanya meminta sedekah adalah orang yang tidak berguna.

Seharusnya mereka berusaha lebih keras untuk mendapatkan pekerjaan. Karena untuk mendapatkan uang harusnya bekerja bukan menunggu uluran tangan orang.

Tetapi ketika memeluk Islam, pandangan seperti itu berubah. Bahwa adanya mereka adalah agar setiap muslim dapat menjalankan amalan sedekah.

Karena bersedekah tidak akan membuat orang miskin. Justru, setelah bersedekah Allah akan melipatgandakan apa yang telah diamalkannya.

Benar saja, ketika Ari bersedekah, ada saja keajaiban sedekah yang didapatkannya. Sebagai marketing, tentu usahanya dinilai dari seberapa banyak penjualan yang dilakukan.

Setelah bersedekah ada saja konsumen yang mencarinya untuk membeli rumah darinya. Bahkan dia beberapa kali mendapatkan penghargaan marketing terbaik karena melakukan penjualan terbanyak.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel