Awalan

Perdana Menteri Israel Yang Baru: Palestina Itu Berdiri di atas Tanah Israel

 


Sesuai aturan Pemilu Israel, Bannett akan berkuasa selama dua tahun kedepan.

Bennett merupakan sosok kontradiksi. Ia adalah Yahudi religius, namun di sisi lain ia adalah miliuner yang mampu menghasilkan jutaan dolar melalui sektor hi-tech dan tinggal di pinggiran kota Tel Aviv.

Pria berusia 49 tahun ini juga merupakan mantan sekutu Netanyahu, karena pernah diangkat menjadi Menteri Pertahanan. Ia juga pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Menteri Ekonomi.

Namun belakangan ia bersekutu dengan penentang Netanyahu yang kemudian mengakhiri pemerintahan Netanyahu, walaupun partainya yang ultranasionalis Yamina hanya memenangkan tujuh kursi di Knesset.

Dalam pemilihan itu, Bennett menang karena ia didukung oleh gabungan delapan partai atas inisiasi Yair Lapid.

Akibatnya pendukung Netanyahu menuduh Bennett sebagai pengkhianat. Meski demikian, Bennett telah menang dan berjanji segera menyudahi pertikaian politik tersebut.

Selain kaya rara, Bennett juga dikenal sebagai sosok yang menentang keras kemerdekaan Palestina. Ia sangat mendukung pemukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki Israel. Karena menurutnya wilayah Palestina adalah tanah Israel.

“Palestina itu berdiri di atas tanah Israel. Sejarah menyatakan itu. Dan kita semua tahu tentang hal itu,” ujar Bannett seperti dikutip SERGAP dari CPN, Jumat (17/6/21).

Tahun 2010 lalu, Bannett mengkritik Netanyahu yang lamban membangun pemukiman di Yerusalem Timur karena ada tekanan dari mantan Presiden AS, Barack Obama.

Bennett mengatakan pengalaman pahit perang Israel 2006 melawan kelompok militan Lebanon Hizbullah mendorongnya ke dunia politik.

Bennett mewakili generasi ketiga pemimpin Israel yang tumbuh dewasa saat awal peperangan dengan negara-negara Arab.

Bennett akan menjadi Perdana Menteri pertama Israel yang kesehariannya mengenakan kippa, atasan kepala yang dikenakan oleh orang-orang Yahudi fanatik.

Senin lalu, pemerintah baru Israel menyetujui pawai nasionalis sayap kanan Israel dan kelompok pro-pemukim melalui Yerusalem Timur yang diduduki Israel. Pawai ini dinilai kelompok teroris Hamas sebagai langkah yang provokatif.

Sebelum pawai, polisi Israel menangkap puluhan warga Palestina dari luar Gerbang Kota Tua Damaskus. Sedikitnya 17 warga Palestina ditangkap dan 33 lainnya terluka saat polisi Israel menembakkan granat kejut ke daerah sekitar Gerbang Damaskus.

Ratusan ultranasionalis Yahudi yang berpartisipasi dalam pawai terdengar meneriakkan “Matilah orang Arab” dalam bahasa Ibrani. Dalam nyanyian anti-Palestina lainnya, mereka berteriak “Semoga desamu terbakar”.

Tiga hari setelah Bannett terpilih sebagai Perdana Menteri, tepatnya Rabu (16/6/21) dini hari, Israel kembali menyerang Palestina. Ini karena kelompok teroris Hamas lebih dahulu menyerang Israel dengan balon-balon api.

Militer Israel menyerang Hamas dengan serangan udara yang terukur. Israel fokus menyerang gudang persenjataan Hamas, dan hasilnya tiga gudang senjata Hamas hancur berkeping-keping.

Serangan Israel ini merupakan serangan pertama sejak gencatan senjata 21 Mei 2021 lalu dan serangan pertama dalam kepemimpinan Bannett

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel