Reaksi Keras UAS Disebut Masuk Bursa Capres 2024: Saya Ustaz...
Nama Ustaz Abdul Somad (UAS) kembali digadang-gadang dalam bursa calon presiden (Capres) pada Pemilu tahun 2024. Hal itu disebut berdasarkan hasil survei Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI). Selain UAS, tokoh agama seperti Ketua Umum Pengurus Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj juga disebut layak menjadi Capres.
Menyikap hal itu, UAS yang merupakan ustaz berasal Kabupaten Asahan, Sumatera Utara itu mengatakan bahwa dia tidak ada terpikir berpolitik praktis dan mengejar kekuasaan menjadi orang nomor satu di negara.
"Saya ustaz tidak (mau) melakukan politik praktis, bukan orang legislatif, bukan orang partai," sebut UAS usai bersilaturahim dengan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, di rumah dinas Gubernur di Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu sore (9/6/2021).
UAS mengaku tidak ada keinginannya untuk terjun ke dunia politik. Ia lebih memilih fokus untuk tetap sebagai penceramah. "(Saya) tausiah, ceramah dan menasihati orang. Itu kerja saya," ungkap UAS.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an menjelaskan, nama Said Aqil Siradj mendapatkan persentase elektabilitas 19,4 persen, Haedar Nashir 19,1 persen, Ustaz Abdul Somad Batubara 16,1 persen.
"Ketiga toko tersebut merupakan figur dari klaster tokoh agama yang paling layak jadi capres-cawapres 2024," sebut Ali, Selasa, 8 Juni 2021.
Ali menjelaskan, selain itu, ada nama-nama lain seperti Abdul Mu'ti (7,3 persen), Nasaruddin Umar (6,8 persen), Din Syamsuddin (6,1 persen), Yahya Cholil Staquf (5,0 persen), Muhammad Luthfi bin Yahya (4,2 persen). Sisanya, 16,0 persen mengaku tidak tahu/tidak jawab.
Tak hanya itu, dari hasil survei itu menyebutkan ada beberapa nama yang pantas juga untuk maju sebagai capres dan cawapres seperti Arif Satria (8,6 persen), Ali Masykur Musa (8,2 persen), Komaruddin Hidayat (7,3 persen). Mereka merupakan figur dari klaster akademisi-teknokrat yang paling layak jadi capres-cawapres 2024.
Faktanya, Kemenkominfo mencatat ada sekitar 1.387 hoaks yang beredar di tengah pandemi Covid-19 selama periode Maret 2020 hingga Januari 2021. Berantas hoaks dengan #BacaSampaiTuntas