Tampang Pimpinan Pusdiklat Dai Ngaku Nabi ke-28, Gerakan Salatnya Tak Biasa
Baru-baru ini heboh pengakuan seorang pimpinan Pusdiklat Dai di Kelurahan Cijawura, Kecamatan Buahbatu, Bandung, yang mengaku sebagai nabi ke-28.
Pria tersebut sudah diamankan oleh polisi bersama sejumlah anggotanya dari rumahnya pada Rabu malam (23/6/2021).
Belakangan terungkap, selain mengaku nabi, dai tersebut juga membuat konsep ritual peribadatan Islam yang lain dari yang lain.
Gerakan salat mereka berbeda dari gerakan salat umat Islam pada umumnya, termasuk dari gerakan yang umum dipraktikkan oleh pengikut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Tak sampai di situ, sisi tauhid dan pandangan agama mereka juga berbeda. Mereka memandang bahwa muslim yang tidak mengikuti mereka sebagai sesat.
Video ketika pria tersebut digelandang viral di media sosial. Warga yang geram dan menganggap pria itu sesat, meneriaki dengan kata-kata makian dan kasar.
Kasus ini sendiri sudah sampai ke telinga Kementerian Agama.
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, untuk menghindari terjadinya konflik, delapan pengurus yayasan telah diamankan pihak berwenang.
"KUA Kementerian Agama, bersama pihak kecamatan dan Polsek setempat juga telah melakukan mediasi antara warga dan jamaah yayasan untuk mengambil langkah terbaik bagi penyelesaian masalah ini. Masyarakat diharap tenang dan menyerahkan masalahnya kepada aparat dan pihak yang berwenang," kata Zainut, seperti dikutip Indozone dari laman website resmi Kemeneg, Minggu (27/6/2021).
Masih kata Zainut, sejumlah jemaah yang sempat menjadi pengikut dai tersebut juga akan diberi pembinaan.
"Sementara pengurus yayasan diperiksa aparat, Kemenag, MUI, dan tokoh masyarakat akan memberikan pembinaan kepada jemaah yayasan tersebut. Warga diharapkan tidak melakukan hal-hal yang bersifat main hakim sendiri," tambah Zainut.
Zainut sendiri prihatin atas munculnya pemahaman yang menyimpang dari ajaran Islam. Ia pun mengajak umat Islam belajar agama dari para tokoh, guru, ustaz, dan ulama yang tepat.
"Penyuluh agama KUA kecamatan setempat sudah kami minta melakukan mitigasi dan berkoordinasi dengan MUI dan tokoh agama untuk bersama-sama melakukan pembinaan kepada eks jamaah yayasan tersebut agar mereka memperoleh pencerahan dan terhindar dari penyimpangan ajaran Islam," ujarnya