Fakta Taruna Senior PIP Bunuh Junior, Sempat Rekayasa Kasus, Pakai Peci Saat Ditangkap
Penganiayaan taruna Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang (Istimewa/Antara)
INDOZONE.ID - Penganiayaan dari senior hingga menewaskan juniornya kembali terjadi. Lima taruna Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang menganiaya junior mereka yang bernama Zidan Muhammad Faza hingga tewas (21).
Berikut sejumlah fakta mengenai penganiayaan taruna PIP yang dirangkum Indozone.
1. Pelaku sempat rekayasa laporan
Penganiayaan terungkap setelah polisi menemukan kejanggalan dalam laporan awal penyebab kejadian itu.
"Jadi penyidik menemukan keganjilan saat menghimpun keterangan pada laporan awal kejadian itu," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol. Irwan Anwar, Jumat (10/9/2021).
Pelaku yang bernama Caesar Richardo Bintang Samudra Tampubolon itu awalnya mengatakan Zidan tewas karena kecelakaan lalu lintas.
Caesar bersenggolan dengan Zidan di jalan dan akhirnya memukul korban. Zidan lalu jatuh tersungkur dan meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit.
Namun, dalam penyidikannya, polisi menemukan sejumlah kejanggalan berdasarkan bukti dan keterangan dari para saksi.
Kejanggalan tersebut salah satunya adalah pengakuan warga di sekitar TKP kecelakaan yang mengatakan tidak pernah ada peristiwa kecelakaan.
“Saat menerima laporan, yang bersangkutan atau Caesar ini ingin menanggung semua akibatnya. Sehingga dibuat cerita terjadi senggolan,” kata Anwar.
Polisi juga mendapati rekaman CCTV rumah sakit yang menunjukkan bahwa korban dibawa oleh banyak rekannya untuk mendapatkan perawatan.
Akhirnya, terkuak ternyata korban dianiaya oleh lima seniornya di Politeknik Ilmu Pelayaran saat berada di luar lingkungan kampus. 5 senior tersebut bergantian menganiaya 15 juniornya.
Zidan awalnya masih kuat menahan pukulan. Namun, akhirnya dia tumbang saat dipukul oleh seniornya yang bernama Caesar Richardo Bintang Samudra.
"Tradisi budayanya kan uji fisik, jadi satu per satu junior dipukul. Korban awalnya kuat saat seniornya mukul satu per satu. Tapi begitu terakhir oleh seniornya yang bernama Caesar, korban roboh jatuh dan tak sadarkan diri," ujarnya.
Para taruna senior PIP Semarang itu langsung panik dan beramai-ramai membawa korban ke RS Roemani, Semarang. Mereka pun sepakat menutupi kasus dengan merekayasa cerita.
"Para senior ini sepakat membuat cerita bila korban tak sadar karena dipukul oleh Caesar karena dipicu senggolan motor di jalan kampung. Caesar pun sepakat karena merasa bersalah seiring korban roboh setelah dipukulnya," kata Anwar.
2. Identitas para pelaku penganiayaan
Lima senior pelaku penganiayaan yang menewaskan Zidan adalah Caesar Richardo Bintang Samudra Tampubolon, Aris Riyanto, Andre Arsprilla Arief, Albert Jonathan Ompu Sungu, dan Budi Dharmawan.
Korban dianiaya di Mess Indo Raya di daerah Genukkrajan, Semarang. Zidan dianiaya ketika para seniornya sedang mengumpulkan para adik kelasnya di luar kampus untuk pembinaan.
Kala itu, 15 taruna Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang dikumpulkan oleh lima taruna seniornya di sebuah tempat di luar kampus.
Dalam "pembinaan" tersebut, para taruna tersebut dipukul hingga akhirnya taruna bernama Zidan Muhammad Faza meninggal dunia.
"15 taruna dikumpulkan oleh seniornya di Mess Indo Raya di daerah Genuk Krajan, alasannya akan dilakukan pembinaan," kata Anwar di Semarang, Jumat.
Mereka dipukul di bagian perut oleh 5 senior, dengan alasan sudah tradisi dan sering dilakukan. Zidan awalnya sempat dilarikan ke rumah sakit, namun akhirnya tewas.
Sementara, 14 taruna lain yang juga dianiaya diklaim dalam kondisi sehat. Atas perbuatannya, para tersangka dijerat dengan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan yang menewaskan orang lain.
Para tersangka sebenarnya sudah dinyatakan lulus pendidikan dan tinggal menunggu wisuda.
3. Identitas korban, Zidan Muhammad Faza
Zidan Muhammad Faza merupakan taruna tingkat III Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, yang baru selesai menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Dia meninggal dunia pada Senin, 6 September 2021 karena dianiaya oleh lima seniornya. Dari hasil visum sementara, korban mengalami luka di bagian ulu hati.
Pihak keluarga sendiri menolak proses otopsi dan memilih langsung memakamkan korban di kampung halaman.
4. Dua pejabat dicopot karena penganiayaan taruna PIP
Direktur PIP Semarang Capt. M. Rofik menonaktifkan Wakil Direktur (WADIR) 3 dan Kepala Pusat Pengembangan Karakter Taruna dan Perwira Siswa (PUSBANGKATARSIS), gara-gara penganiayaan 5 taruna senior PIP terhadap juniornya.
"PIP Semarang saya minta fokus dan mengambil langkah-langkah percepatan untuk mengusut insiden ini dan mencegah kejadian serupa terulang kembali," kata Antoni, Kamis (9/9/2021).
Antoni menegaskan tidak menolerir kekerasan di lingkungan kampus. Meskipun kekerasan terjadi di luar kampus, kasus ini akan tetap diinvestigasi penuh.
"Bagi para taruna, penting untuk diingatkan kembali, karena hampir 2 tahun ini tidak secara penuh tinggal di dalam asrama karena menjalani Pembelajaran Jarak Jauh. Bagi pengelola kampus juga ditekankan kembali mengenai penerapan standar prosedur pengawasan dan pencegahan tindak kekerasan di lingkungan sekolah secara tegas dan berkelanjutan," tegasnya.