Kisah Seorang Ibu yang Tak Bisa Tidur Selama 7 Tahun, Kini Hanya Bisa Terkulai di Kasur
Tidur merupakan cara terbaik melepaskan lelah setelah seharian melakukan aktivitas. Beberapa orang mungkin memanfaatkan waktu siang untuk sekedar menambah jam tidur yang kurang di malam hari. Namun, apa jadinya jika waktu malam yang dibutuhkan untuk mendapat tidur yang cukup, justru tak bisa dilalui dengan baik?
Seperti yang dialami seorang ibu di Bandung, di mana sejak tahun 2014 dia tak bisa merasakan nikmatnya tidur nyenyak, baik di siang maupun malam hari. Yang terjadi hanyalah kegelisahan, entah dari mana sumbernya. Apa yang sebelumnya terjadi hingga ia mengalami hal tersebut? Bagaimana kesehariannya kini? Simak ulasan berikut biar nggak penasaran.
Tak tidur sejak 2014
Namanya Cucu (45), seorang ibu warga Kampung Warung Jati, RW 05/01, Desa Ciptagumati, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Ibu dua anak ini sudah mengalami masalah tidur sejak tahun 2014. Saat itu, ia akan tidur, tapi spontan saja pikirannya merasa gelisah. Padahal ia sedang tak merasakan sakit apapun atau memiliki masalah serius dengan kesehariannya.
Memeriksakan diri dan diberi obat dokter
Cucu lantas memeriksakan diri ke RSUD Cikalongwetan. Namun, ia hanya mendapat obat tidur (Alfrazolam) dan membuat sedikit perubahan baik pada waktu tidurnya. Meski tak mendapat waktu cukup lama, Cucu merasa senang dapat tidur lebih tenang. Sayangnya, ia memutuskan menghentikan pengkonsumsian setelah setahun penggunaan karena tak merasakan khasiatnya lagi.
Setahun penuh mengkonsumsi obat, tubuh Cucu justru bereaksi tidak baik. Ia merasakan bagian kaki dan kepalanya tiba-tiba bergerak sendiri. Akibat pemakaian obat keras jangka panjang, Cucu kini hanya bisa terkulai di tempat tidurnya. Ia bahkan tak bisa lagi menghabiskan waktu malam dengan berjalan-jalan seperti biasanya.
Tak patah semangat
Kini, Cucu memilih tinggal di rumah anak pertamanya, Dadan Supriatna (26), di Kampung Pasirhalang, RT 02/14, Desa Mandalamukti, Kecamatan Cikalong Wetan, KBB. Ia berada di rumah anaknya agar bisa dirawat dengan baik ketika suaminya sedang bekerja. Meski tak berdaya, Cucu tak patah semangat. Ia mulai mencoba berbagai pengobatan modern hingga tradisional.
Cucu kini hanya bisa pasrah dan menerima hari-harinya dengan tidur di kasur, sembari merasakan beberapa bagian tubuhnya yang bergerak sendiri. Meski begitu, Cucu merupakan pribadi yang kuat dan sabar. Semoga kelak Cucu mendapat kesembuhan dan dapat menikmati hari-hari seperti biasanya.