10 Cara Memuliakan Orang Tua, Pintu Menuju Surga
Setidaknya ada 10 perbuatan yang harus dilakukan oleh setiap anak terhadap orang tua yang diridhoi Allah dan mengundang kemudahan menuju Surga.
Memberi Nafkah
Pada masanya, orang tua akan menghadapi masalah kesehatan, dan pengasilan. Dengan bertambahnya usia, mereka tidak lagi dapat melakukan tugas sehari-hari.
Sekalipun bekerja, tetapi tidak cukup untuk menutupi pengeluaran keluarga yang terus bertambah, oleh karena itu merupakan tanggung jawab anak untuk memberikan nafkah atau bantuan keuangan kepada orang tua
Kontribusi tersebut tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang dikeluarkan orang tua untuk membesarkan dan mendidik anak-anaknya.
وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَا تُضَارَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُودٌ لَّهُ بِوَلَدِهِ ۚ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَٰلِكَ
“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan ahli waris pun berkewajiban demikian.” (QS: Al Baqarah: 233).
Nahi ﷺ bersabda:
ابْدَأْ بنَفْسِكَ فَتَصَدَّقْ عَلَيْهَا، فإنْ فَضَلَ شيءٌ فَلأَهْلِكَ، فإنْ فَضَلَ عن أَهْلِكَ شيءٌ فَلِذِي قَرَابَتِكَ، فإنْ فَضَلَ عن ذِي قَرَابَتِكَ شيءٌ فَهَكَذَا وَهَكَذَا
“Mulailah dari dirimu sendiri, berilah nafkah pada dirimu. Jika ada kelebihan, maka berilah nafkah pada keluargamu. Jika sudah menafkahi keluargamu dan masih ada kelebihan, maka nafkahilah kerabatmu. Jika sudah menafkahi kerabatmu dan masih ada kelebihan, maka nafkahilah yang terdekat dan seterusnya.” (HR: Muslim).
Menyediakan Tempat Tinggal
Adalah tanggung jawab anak untuk menyediakan tempat tinggal yang layak untuk orang tua. Yang terbaik adalah jika orang tua dibawa untuk hidup bersama untuk memastikan keamanan dan kebutuhan sehari-hari mereka terkelola dengan baik, bukan dibawa ke panti jompo.
Memberikan Cinta, Kasih Sayang dan Perhatian
Cinta dan kasih saying sebagai balasan atas cinta yang telah dicurahkan oleh kedua orang tua. Cinta dan kasih saying seorang ibu dan ayah tidak pernah pudar untuk anak mereka. Sehingga cinta itu harus dibalas dengan sebaik-baiknya.
Dalam QS Luqman ayat 14;
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS: Luqman: 14).
Anak yang baik tidak melupakan jasa dan kasih sayang kedua orang tuanya. Anak-anak shaleh selalu berdoa kepada Tuhan agar orang tuanya diberkati dan dilimpahi rahmat.
وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS: Al Isra’:24)
Memenuhi Permintaan
Orang tua seringkali membutuhkan bantuan anak untuk melaksanakan suatu kebutuhan. Tuntutan tersebut dapat berupa uang, tenaga dan waktu, pemenuhan tuntutan orang tua harus didahulukan dari pada mengerjakan tugas-tugas lainnya.
Sesungguhnya memenuhi permintaan orang tua lebih baik dari pada shalat sunat, puasa sunat, dan sejenisnya. Bahkan keutamaan berbakti kepada orang tua lebih penting dari jihad di medan perang.
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata
سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ: اَلصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا، قَالَ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: بِرُّ الْوَالِدَيْنِ، قَالَ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: اَلْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ
“Aku pernah tanyakan kepada Rasulullah ﷺ, ‘Amal apakah yang paling dicintai Allah?’ Beliau menjawab, ‘Shalat pada waktunya.’ ‘Lalu apa lagi?’ Tanyaku. Beliau menjawab, ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Lebih lanjut, kutanyakan, ‘Lalu apa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Jihad di jalan Allah.’” (Muttafaq ‘alaih)
Melakukan Apa Mereka Suka
Orang tua tentu mengharapkan anaknya melakukan sesuatu yang baik di mata mereka. Melakukan hal-hal yang tidak disukai orang tua berarti melakukan perbuatan durhaka.
Anak yang durhaka kepada orang tua tidak mendapatkan berkah dalam hidupnya. Barang siapa durhaka kepada kedua orang tuanya, maka dipercepat pembalasannya di dunia dan tidak akan terhindar di akhirat.
أكبرُ الكبائرِ : الإشراكُ بالله ، وقتلُ النفسِ ، وعقوقُ الوالدَيْنِ ، وقولُ الزورِ . أو قال : وشهادةُ الزورِ
“Dosa-dosa besar yang paling besar adalah: syirik kepada Allah, membunuh, durhaka kepada orang tua, dan perkataan dusta atau sumpah palsu.” (HR. Bukhari-Muslim dari sahabat Anas bin Malik).
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh al-Hakam artinya: Semua dosa akan ditunda oleh Allah, yaitu pembalasan menurut kehendak-Nya sampai hari kiamat, kecuali pembalasan karena durhaka kepada kedua orang tua.
Bicaralah dengan Lemah Lembut
Salah satu cara untuk menjaga perasaan orang tua Anda adalah berbicara dengan lembut dengan mereka. Suara harus diturunkan, tidak berteriak, apalagi membentaknya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS: Al-Isra’: 23)
Memang anak dilarang membantah perkataan orang tua dengan suara keras atau bermaksud merendahkan kedudukan orang tua. Lebih baik diam daripada mengucapkan kata-kata yang mungkin menyinggung perasaan orang tua. Kemudian jika ada kesempatan, gunakan cara yang lembut untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya.
Menunjukkan Kesuksesan, Keberhasilan atau Kabar Menggembirakan
Orang tua selalu mengharapkan anaknya berhasil. Anak-anak harus bekerja keras untuk mencapai kesuksesan sehingga mereka dapat berbagi kegembiraan dengan orang tua mereka.
Jika mendapatkan kesuksesan dalam pendidikan, pekerjaan, dll, sebaiknya dikabarkan pada orang tua. Lebih-lebih, mengajak mereka dalam sebuah upacara untuk merayakan keberhasilan tersebut.
Menghabiskan Waktu Bersama
Anak-anak yang tinggal terpisah dari orang tuanya perlu meluangkan waktu untuk mengunjungi orang tuanya secara teratur. Orang tua senang menerima kunjungan dan melihat wajah anak mereka.
Gunakan kesempatan untuk melakukan yang terbaik untuk kedua orang tua. Banyak pasangan lupa kebaikan orang tua, hingga lupa kewajiban mereka berbakti.
Mereka pergi meninggalkan karir, menikah, lalu sibuk keluaga baru. Sementara orangnya hidup sendiri, menderita.
Kita sibuk, tahu-tahu waktu sudah habis, dan baru dapat kabar orangtua telah tiada. Cepat atau lambat orang tua akan mati, beramallah sebelum terlambat, selama orang tua atau salah satunya masih hidup.
Mendoakan Kebaikan Kedua Orang Tua
Anak-anak harus selalu berdoa untuk kebaikan orang tua mereka. Amalan mendoakan kebaikan bagi orang tua harus terus dilakukan bahkan setelah orang tua meninggal dunia.
Sabda Rasululllah ﷺ
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang telah meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali 3 perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh.” (HR: Muslim).
Nabi ﷺ bersabda kedua orang tua adalah pintunya Surga. Jagalah, hingga kita dalam keridhoan Allah memperoleh Surganya.
الوالِدُ أوسطُ أبوابِ الجنَّةِ، فإنَّ شئتَ فأضِع ذلك البابَ أو احفَظْه
“Kedua orang tua itu adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian mau memasukinya maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya, silakan sia-siakan orang tua kalian.” (HR. Tirmidzi).
Menghajikan Orang Tua
Menghajikan atau memberangkan kedua orang tua umrah, adalah salah satu memulikannya. Di bawah ini fatwa Lajnah Daimah (Arab Saudi) tentang menghajikan orang tua.
“Haji adalah kewajiban bagi setiap muslim merdeka, berakal, baligh, dan memiliki kemampuan untuk melakukan perjalanan menuju ke tanah suci. Kewajiban sekali seumur hidup. Sementara itu, berbakti kepada kedua orang tua dan membantunya untuk melaksanakan yang wajib, adalah amal yang disyariatkan sesuai kemampuan.
Hanya saja, kamu wajib melaksanakan haji untuk diri Anda sendiri terlebih dahulu, kemudian Anda bisa membantu orang tua Anda, jika dananya tidak cukup untuk memberangkatkan haji semua. Andai kamu dahulukan orang tuamu untuk haji dari pada dirimu, haji mereka sah. (Fatawa al-Lajnah Daimah, 11/70). (NE)