Buya Yahya ungkap alasan Allah menciptakan manusia lemah dan penuh dosa, salah satunya adalah hawa nafsu
Seperti telah diketahui, manusia merupakan makhluk yang lemah dan tidak pernah luput dari dosa setiap hari.
Padahal Allah telah menciptakan manusia dengan berbagai potensi untuk berbuat baik, tapi di sisi lain juga bisa berbuat maksiat.
Lantas, apa alasan Allah menciptakan manusia memiliki potensi, tapi tetap dianggap sebagai makhluk yang lemah dan penuh dosa?Buya Yahya menjelaskan apa saja yang dibekali oleh Allah dalam kehidupan manusia. Salah satunya adalah akal.
“Allah membekali akal. Dengan akalnya dia bisa memilah dan memilih,” ujar Buya Yahya.
Selain itu, Buya Yahya juga menyebutkan bahwa Allah telah memberikan hidayah serta petunjuk sebagai rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar manusia.
“Kemudian Allah juga memberikan kehendak di dalam dirinya,” kata Buya Yahya. Dengan adanya kehendak, manusia bisa patuhi petunjuk dan tentu hal itu dikehendaki pula oleh dirinya.
Allah juga ciptakan hawa nafsu
Buya Yahya menerangkan setiap manusia bisa terpeleset sebab dikuasai oleh hawa nafsu.
Dengan dikuasai hawa nafsu, manusia tidak bisa ikut peraturan yang telah ditentukan Allah.
“Maka terpeleset,” ujar Buya Yahya.
Namun, di sisi lain, hawa nafsu diciptakan justru agar manusia berlomba-lomba untuk memeranginya.
Manusia yang bisa memenangkan perang melawan hawa nafsu, Buya Yahya menyebutkan, pangkatnya akan naik.
“Maka hebat orang-orang yang memerangi hawa nafsu,” tutur Buya Yahya.
Ada fitrah pada setiap manusia
Allah juga menciptakan kekuatan untuk baik pada diri manusia yang disebut dengan fitrah. Karena itu, pada dasarnya, ada potensi untuk baik.
“Fitrah manusia mengajak kepada kebaikan. Hati kecil menyeru kepada kebaikan,” jelas Buya Yahya.
Namun, terkadang fitrah itu tertutup oleh hawa nafsu yang bisa menjadikannya khilaf. “Padahal ngerti itu baik, tapi dia melanggar.”
Kisah penjahat yang pilih mantu untuk anak perempuannya
Kemudian, Buya Yahya memberikan perumpamaan tentang orang jahat paling keji yang memiliki anak perempuan.
Ketika ada seseorang yang meminang, tentu orang jahat yang menjadi bapaknya itu akan memilihkan yang baik. “Karena hati kecilnya tidak bisa.”
Seandainya ada orang baik yang tiba-tiba berubah menjadi jahat, itu disebabkan tidak ada keinginan menggunakan akal, menuruti fitrah, dan mengikuti petunjuk.
“Maka akhirnya dia salah jalan,” jelas Buya Yahya. “Kan sudah dilarang, (misalnya) itu haram jangan kau makan, bahaya untukmu di dunnia dan di akhirat.”
Sebab, semua peraturan yang Allah berlakukan pasti untuk kebaikan manusia. “Menjadi tidak baik orang itu karena orangnya tidak patuh.”
Namun, manusia tidak akan berdosa jika memang tidak punya pilihan. “Misalnya orang tidur, dia membunuh orang lain, nggak dosa dia.”
Begitu pula dengan orang gila yang tidak shalat, tidak akan berdosa.
“Karena gak ada kemauan dalam dirinya,” terang Buya Yahya.
Jadi, di akhirat kelak Allah tidak akan serta-merta menyiksanya sebelum Dia memberikan bekal untuk manusia.
Setelah itu, pada saat di akhirat, Allah akan bertanya, “Untuk apa kau gunakan itu?”
Orang-orang yang mendapatkan rezeki dari Allah juga turut ditanya, “Mengapa tidak bayar zakat?”
Berbeda dengan orang fakir yang tidak diberikan rezeki yang lebih luas. Orang fakir tidak akan ditanya hal semacam itu.
“Allah Mahaadil,” pungkas Buya Yahya.***