Biografi Habib Umar bin Hafidz, Pembaru Islam dari Yaman
adalah seorang ulama terkemuka, guru, dan pembaru Islam dari Yaman.
Ia lahir dari keluarga ulama berpengaruh dan diyakini masih keturunan Nabi Muhammad dari Husain bin Ali.
Pengaruh Habib Umar bin Hafidz tidak hanya terbatas di Yaman, tetapi sampai di Indonesia.
Habib Umar bin Hafidz bahkan telah berdakwah di Indonesia sejak 1994.
Mulai mengajar di usia 15 tahun
Habib Umar bin Hafidz lahir di Tarim, Hadramaut, Yaman, pada 27 Mei 1963.Ia berasal dari keluarga ulama berpengaruh, di mana sang ayah yang bernama Muhammad bin Salim bin Hafiz adalah seorang mufti di Tarim.
Karena itu pula, sejak kecil Habib Umar telah dibimbing untuk menghafal Al Quran dan belajar banyak ilmu Islam dari keluarganya sendiri.Selain belajar dari sang ayah, Habib Umar berada di bawah bimbingan banyak habib terkemuka.Pada usia 15 tahun, Habib Umar sudah dipercaya untuk mengajar, di samping terus belajar dari para gurunya.
Pada 1981, ketika usianya 17 tahun, Habib Umar bin Hafidz pindah ke Kota Al-BaydaHal itu dilakukan di tengah kacaunya situasi di Tarim akibat persekusi yang dilakukan oleh rezim komunis kepada para ulama.Di Al-Bayda, Habib Umar masih terus belajar kepada guru baru sambil melakukan dakwah.
Di kota ini, dakwah Habib Umar dapat dilakukan secara lebih leluasa. Ia pun membuat forum kajian yang menarik perhatian para pemuda di Kota Al-Bayda, Al Hudaydah, dan Ta'izz.
Selama tinggal di Al-Bayda, Habib Umar secara rutin pergi ke Ta'izz dan Hijaz di Arab Saudi untuk belajar kepada para habib terkemuka.Setelah jatuhnya rezim komunis pada 1990 yang membuat Yaman Utara dan Selatan bersatu, Habib Umar sempat kembali ke Tarim.Namun, ia akhirnya memilih tinggal di Salalah selama satu tahun, sebelum akhirnya pindah ke Ash Shihr.Pada 1994, Habib Umar bin Hafidz kembali ke kampung halamannya di Tarim.
Ia kemudian mendirikan pondok pesantren Darul Mustafa, yang menarik minat para santri dari Tarim dan beberapa wilayah Yaman.Dalam perjalanannya, banyak santri dari Asia Tenggara yang juga memilih menuntut ilmu di Darul Mustafa, yang baru resmi dibuka pada 1997.
Dengan semakin banyaknya santri, akhirnya dibuka Darul Zahra pada 2001 bagi santri perempuan.Selain itu, Darul Mustafa juga membuka cabang di beberapa kota di Yaman dan Asia Tenggara.
Seiring dengan berkembangnya pesantran Darul Mustafa, Habib Umar juga semakin aktif melakukan dakwahnya secara global.
Wilayah dakwahnya tidak hanya terbatas di negara-negara Arab dan Timur Tengah, tetapi juga sejumlah negara Eropa, Australia, dan Asia Tenggara.
Di Indonesia, Habib Umar bin Hafidz telah melakukan dakwah rutin sejak 1994.Habib Umar bahkan merintis lahirnya Majelis Al-Muwasholah Bayna Ulama Al Muslimin atau Forum Silaturrahmi antarulama, yang membuat intensitas kedatangannya semakin sering.
Selain berdakwah di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Cirebon, hingga Kalimantan, Habib Umar juga mengajar di pondok pesantren Nahdlatul Ulama (NU).