Benarkah Meninggal Hari Selasa dan Jumat itu Golongan Orang Mulia? Berikut Penjelasan Mbah Moen
Setiap mahluk hidup termasuk manusia di bumi tak luput dari yang namanya kematian atau meninggal dunia.
KH Maimoen Zubair yang lebih akrab disapa Mbah Moen, menjelaskan perihal rahasia hari Selasa dan Jumat.
Salah satu rahasia hari Selasa dan Jumat adalah jika ada yang meninggal akan tergolong sebagai orang yang mulia, kata Mbah Moen.Dilansir PortalSulut.com melelalui sebuah postingan diakun Instagram Ponpes Al Anwar Sarang @ppalanwarsarang pada Sabtu, 17 Juli 2021, Mbah Moen menjelaskan tentang rahasia hari Selasa dan Jumat.
Dari unggahan tersebut menjelaskan bahwa orang tua Mbah Moen (bapak) wafat pada hari Selasa.
"Sekarang malem Selasa, kebetulan bapak ku wafat malem selasa, ketika matahari tenggelam, hari Selasa," ungkap Mbah Moen.
Kemudian Mbah Moen menjelaskan kembali jika ibu hingga buyut beliau meninggal dunia di hari Selasa juga."Ibuku Selasa, Mbah ku juga Selasa, buyut ku juga Selasa, para Kiayi juga banyak yang Selasa," tuturnya.Kemudian Mbah Moen menyebut bahwa ulama diibaratkan seperti gunung.
"Pada Selasa itu Allah SWT menciptakan gunung, ulama itu ibarat gunung, kalian harus tahu, faham ya!," terang Mbah Moen.
Mbah Moen juga sering membahas tentang rahasia hari, terutama hari Selasa yang ia inginkan wafat di hari itu.Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh murid kesayangan Mbab Moen, yakni Gus Baha."Beberapa hal yang terkait keluarga seperti sudah terencana, beliau sering cerita kalau Mbah - Mbah beliau wafat di hari Selasa," ungkap Gus Baha pada kesempatan lain.
"Yang saya kenang itu beliau guyon, guyonnya itu baik semua," ujar Gus Baha.
"Jika aku mati Selasa berarti aku ulama, karena ulama itu matinya hari Selasa, jika aku matinya hari Jumat berarti aku ini Wali," ucap Mbah Moen."Kalau aku sih mati Selasa atau Sabtu bodo amat, orang gak ada pengaruhnya, orang-orang tidak akan menganggap ulama. Konteksnya ini ulama," ucap Gus Baha.
"Jadi enggak usah ngarep mati hati Selasa, nggak ngaruh, maksud Mbah Moen itu konteksnya ulama," jelasnya."Kok enak semua Mbah? Jawab Saya, Mbah Moen pun tertawa," tuturnya.
"Artinya begini, betapa khusnudzonnya Mbah Moen pada Allah SWT," ujarnya.***