Awalan

Guru Joko Kendil Hidup Sederhana, Rumahnya Kecil, Makanya Nasi Jagung

 


Sosok guru Joko Kendil, musyafir di Pantura yang viral membuat penasaran banyak orang. Siapakah Syeh Hadi Guntur, yang disebut-sebut guru Joko Kendil itu?

Jateng Pos berhasil menemui pondok pesantren guru Joko Kendil di Demak, tanggal 14 Oktober lalu. Namanya pondok pesantren Kumul Quran. Alamatnya di Sidoharjo, kecamatan Guntur Kabupaten Demak.

Di pondok inilah, Joko Kendil mengaku pernah nyantri dan berguru kepada Syeh Hadi Guntur. Joko Kendil mengaku diberi tugas untuk menjadi musyafir hingga tahun 2025 nanti. Jika sudah saatnya tahun itu, Joko Kendil akan berhenti.

Nandib, pengurus Pondok Kumul Quran, yang juga orang kepercayaan Syah Hadi Guntur, yang menemui Jateng Pos mengatakan, karena kedatangan Jateng Pos malam hari, yang bersangkutan tidak bisa menemui. Dirinyalah yang newakili untuk mengajak dialog.

Menurut Nandib, nama asli guru Joko Kendil bukanlah Syeh Hadi Guntur, seperti pengakuan Joko Kendil. Yang benar namanya Kyai Yashadi Abdillah Yasin.

“Mungkin Joko Kendil menyebut nama yang mudah dihafal saja Syeh Hadi Guntur. Itupun tidak salah karena memang Yai Yashadi berada di Guntur Demak,”katanya.

Diakui Yai Yashadi, bisa jadi Joko Kendil memang pernah berguru kepadanya. Tetapi secara pribadi tidak mengenal karena santrinya banyak. Termasuk para musyafir yang pernah datang ke pondoknya jumlannya ribuan.

Lantas, siapakah sebenarnya sosok Yai Yashadi Abdillah Yasin tersebut? Menurut Nandib, Yai Yashadi adalah seorang Kyai yang sangat sederhana. Meski memiliki banyak santri dan tamu-para tokoh, pejabat, dan artis, dirinya tidak mau muncul ke publik.

Bahkan Kyai Yashadi tidak mau menghadiri ceramah keluar pondok. Kepada siapapun yang mau mengaji kepadanya harus datang ke pondoknya.

“Beliau tidak seperti kyai-kyai atau ustad yang lain. Beliau tidak mau mengisi keluar pondok karena ingin fokus mengajar santrinya. Juga tidak mau terkenal, meskipun dikenal banyak orang,”kata Nandib.

Kesederhaan lainya, kata Nandib, Yai Yashadi hidup dengan apa adanya. Rumahnyapun kecil dengan bangunan sederhana di dalam pondok.

“Beliau ya tinggal di rumah kecil ini. Tidak mau hidup mewah, malu jika sampai hidup kaya,”imbuhnya.

Padahal jika mau, kata Nandib, sangat banyak pejabat atau tokoh yang ingin membangunkan rumahnya. Tetapi beliau tidak mau.

Karena keserhanaanya, Yai Yashadi juga tidak malu kepada para tamunya. Banyak pejabat datang ya diterima di rumahnya yang apa adanya itu.

“Kapan hari ada seorang bupati juga datang ke sini. Tetapi karena malam hari, tidak bisa ketemu, karena Pak Yai jika malam istirahat dan menyiapkan diri untuk zikir dan sholat malam,”jelasnya.sunnah setiap hari. Makanya cuma sayur, sambal, dan nasi jagung.

“Beliau  zuhud luar biasa, makanya tidak mau nasi beras dan makan yang enak-enak lainya,”tambah Nandib, yang nyantri sejak kecil kepada Yai Yashadi itu.

Sifat qonaah (sederhana), itulah yang selalu diajarkan juga kepada santri-santrinya, termasuk Joko Kendil. Sehingga wajar jika Joko Kendil berpenampilan sederhana selama menjadi musyafir. Bepergian jalan kaki. Bajunya lusuh. Tidak memakai alas kaki.

Kesederhaan juga terlihat dari pondok Yai Yashadi. Selain lokasinya di kampung tengah sawah, pondoknya juga terbuat  dari rumah-rumah panggung berbahan kayu. Masjid kecil yang ada di pondok juga dari bahan kayu.

Begitupun asrama tempat para santri dan musyafir tinggal.

“Santrinya lebih dari seratus orang yang mukim di sini laki dan perempuan. Tetapi yang nyantri kalong seperti musyafir sangat banyak. Mereka datang dan pergi untuk mengaji dengan Yai Yashadi,”imbuhnya.

Untuk pengajian, Yai Yashadi setiap hari mengisi dari pagi hingga sore.  Materinya ada fiqih, kitab-kitab, hingga masalah masalah kehidupan.

“Kalau ngaji bentuknya tabliq, yang ikut para santri dan orang-orang luar banyak, ya di rumah beliau yang kecil itu,”katanya lagi.

Untuk program santri, ada yang menghafal Al Quran, hingga belajar kitab. Santrinya mulai anak-anak hingga orang tua.

“Ada santri musyafir di sini yang sampai tua. Bahkan meninggal di sini juga,”imbuhnya.

Apa amalan-amalan guru Joko Kendil lainya? Ikuti sambungan berikutnya. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel