Bersedekah Jangan Seperti Pola Pikir Setan, Gus Baha Berikan Contoh Nabi Muhammad SAW, Seperti Apa?
Berikut ini adalah penjelasan tentang kehidupan cara bersedekah seperti pola pikir Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad merupakan seorang yang kaya raya, tapi memilih hidup pas-pasan.
Nabi Muhammad merupakan teladan bagi semua umat Islam yang ada di dunia.Teladan mulai dari hal yang bersifat dunia hingga akhirat.Perilaku hidup nabi selalu tampil sederhana, padahal nabi memiliki kekayaan yang sangat luar biasa.
Bahkan, nabi sempat ditawari oleh Allah SWT untuk merubah bukit-bukit di Mekkah menjadi emas.Hal ini seperti yang tertuang dalam hadist sebagai berikut
Rasulullah SAW bersabda, “Rabbku telah menawarkan kepadaku untuk mengubah bukit-bukit di Makkah menjadi emas: Tetapi aku menadahkan tangan kepada-Nya, sambil berkata, Ya Allah, aku lebih suka sehari kenyang dan lapar pada hari berikutnya agar aku dapat mengingatMu apabila sedang lapar, dan memuji-Mu serta mensyukuri nikmat-Mu apabila kenyang.” (HR. Tirmidzi)Kenapa nabi memilih hidup pas-pasan, dikutip BondowosoNetwork.com dari ceramah Gus Baha yang diunggah di akun tiktok Diah.MM, berikut penjelasannya.
"Kalau zaman nabi itu sederhana, kalau melihat hidup," kata Gus Baha.
Dia bercerita, pernah suatu saat nabi punya jatah makan lalu dikasihkan pada orang lain.Saat itu, Nabi bertanya pada Aisyah dimana jatah makannya."Ya Rasulullah, tadi ada orang minta saya kasihkan," ucap Gus Baha.
Sehingga makanan yang seharusnya dimakan nabi itu habis."Kamu salah Aisyah, yang kamu kasihkan itu justru yang masih," tutur dia. Yakni makanan yang seharusnya masih tersedia.
Menurut Nabi Muhammad SAW, harta yang dimakan itu larinya akan ke toilet menjadi kotoran atau kalau pakain akan menjadi rusak. .Sedangkan harta yang disedekahkan akan abadi di akhirat.
"Karena nabi itu hidupnya pas-pasan, jadi nabi itu unik, beliau di satu sisi kaya raya bisa merawat abu hurairah, Amar, Syuaib dan ahlus suffah.
Nabi merawat semua ahlus suffah, namun untuk dirinya sendiri, nabi memilih miskin."Kadang tidak bisa makan di hari itu, tapi di saat yang sama bisa merawat ahlus suffah," tutur dia.Sehingga anggapan Nabi Muhammad SAW miskin karena untuk makan dirinya saja susah .
"Itu keliru kalau tidak diteruskan, tapi nabi menghidupi Ahlus suffah,"ujar dia.Gus Baha mengaku ketika menyampaikan bahwa harta yang abadi itu adalah yang disedekahkan, maka banyak pengusaha yang melakukan hal itu.
"Misalnya punya uang Rp 1 miliar, karena dia spekulan atau pedagang rawan bangkrut, disedekahkan ke masjid Rp 50 juta, itu yang abadi," papar Gus Baha.Jadi, kata Gus Baha, kalau suatu saat pengusaha itu bangkrut, maka dia masih punya uang abadi senilai Rp 50 juta di akhirat.
"Jadi nabi itu mengajari sedekah itu pengabadian uang," jelas dia.Orang yang berpikir bahwa sedekah itu menguras harta, maka itu adalah cara berpikir setan. ***