Dakwah Internasional Lunturkan Kesan Jelek
Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam (DPPAI) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Pelatihan Dakwah Internasional Bil Kitabah. Digelar untuk menambah wawasan dosen-dosen UII dalam menulis internasional.
Direktur DPPAI UII, Drs Nanang Nuryanta menilai, dakwah tidak cuma dalam lingkup internal, tapi internasional. Karenanya, ia menekankan, program bil kitabah ini merupakan salah satu medium dalam berdakwah yang diharapkan mudah diterima umat.Apalagi, ia melihat, sering dosen-dosen ketika harus melakukan dakwah bil lisan bil hal mungkin memiliki keterbatasan. Maka itu, medium yang bisa pula dilakukan tidak lain bil kitabah. Ia berharap, bil kitabah semakin lebih sampai ke umat."Mereka bisa menikmatinya melalui tulisan. Selain melalui bil kitabah, DPPAI UII memiliki ruang lain untuk berdakwah, salah satunya kerja sama dengan Radio Unisia UII," kata Nanang, Kamis (3/11/2022).Dalam paparannya, Rektor UII, Prof Fathul Wahid, menyampaikan urgensi dakwah internasional dan masalah dakwah kontemporer. Stanford University, misal, malah sudah meneliti peran pemain Liverpool, Salah, yang memiliki dampak luar biasa.
Fathul menerangkan, jika dilihat tingkat kriminalitas di Merseyside mengalami penurunan 18,9 persen. Lalu, cuitan anti-Muslim di Twitter sampai pendukung Liverpool sendiri menurun 50 persen hanya karena kehadiran Mohamed Salah.Ia berpendapat, sosok Salah telah memberikan contoh Muslim yang baik, sehingga Islam dikenal sebagai agama yang baik berdasarkan perilaku seorang Salah. Jadi, kesan buruk terhadap Islam dapat diperbaiki dengan berperilaku dan rendah hati.
"Kesan jelek itu bisa diturunkan, dakwah bagi saya salah satunya bertujuan untuk itu karena Islam ini sering salah dipersepsikan di banyak tempat," ujar Fathul.
Pada kesempatan itu, Dosen Ilmu Komunikasi UII, Dr Masduki, menyampaikan materi tentang pentingnya kreasi tulisan dakwah internasional. Ia menilai, yang penting dalam berkomunikasi tidak lain platform komunikasi yang digunakan itu sendiri.
"Sekarang di era digital cukup satu tulisan sederhana bisa alirkan ke mana-mana ," kata Masduki.
Kemudian, yang penting pula dalam kepenulisan dan harus diperhatikan tentu saja cara menulis dan orang yang menulis. Sebab, menulis pada era digital penting memperhatikan engagement, menyesuaikan apa yang disampaikan dengan sasaran.
"Setelah itu dampak dari setiap tulisan yang telah dipublikasikan diperhatikan untuk mengetahui respon audiens," ujar Masduki.