Awalan

Gus Baha: Kenapa Mudah Sekali Orang Dituduh Syirik??? Ayo Dipahami Lagi

 


K.H Bahaudin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha mengaku

heran dengan prilaku sebagian orang. Dalam salah satu kajiannya, sebagaimana dilansir

dari akun Youtube Santri Gayeng, Gus Baha menyesalkan orang-orang yang mudah sekali

menuduh syirik.

Menurut Gus Baha, syirik itu ada dalam hati. Bagaimana bisa kita mudah menuduh oranglain berbuat syirik padahal kita tidak mengerti isi hatinya. Dalam contoh yang lebih kongkrit

misalnya dalam kasus menyimpan sebuah keris.

“Bagaimana mungkin Anda menghukumi syirik orang yang memakai keris dan lainnya,

padahal Anda tidak tahu apa motif ia memakainya,” jelas Gus Baha.Bagi Gus Baha, bisa jadi orang menggunakan keris tersebut sebagaimana orang yang kemana-mana selalu bawa ATM.

“Orang kota tidak divonis syirik, padahal mereka selalu membawa HP dan Atm. Orang jawaitu juga tidak enak kalau tidak memakai keris,” lanjutnya.

Keheranan Gus Baha ini ada benarnya. Penulis juga menemukan hal sama. Suatu kali,penulis melihat seorang influencer keislaman di Twitter menuduh orang lain berbuat syirikhanya karena membuat video seolah berbincang dengan Allah SWT. Saat influencer tersebut

ditanya letak unsur syiriknya, ia bisu.Jika yang dimaksud syirik adalah seolah menganggap Allah makhluk karena bisa berbincang,dalam shala pun kita sebenarnya berbincang kepada Allah. Bukan hanya itu, berdoa punsebenarnya kita sedang berbicara kepada Allah.Imam Sayyid Ahmad Masyhur Al-Haddad berkata, “Telah menjadi konsensus di antara paraulama’ untuk tidak mengkafirkan seorang dari ahli kiblat (muslim) kecuali orang itumenafikan keberadaan atau eksistensi pencipta alam yang Maha Kuasa, Maha Mulia, Maha

Tinggi. Atau melakukan perbuatan syirik yang jelas-jelas syirik yang tidak bisa seperti mengingkari adanya nubuwwah (kenabian).”Dari penjelasan Imam al-Haddad di atas, bisa kita fahami bahwa sangat dilarang memvonisorang lain berbuat kesyirikan apalagi kekafiran, kecuali kesyirikan tersebut jelas, sepertitidak meyakini Allah, para nabi dan hari akhir.

Sehingga, jika ada seseorang melakukan perbuatan selain itu. Maka kita dilarang untukmemvonisnya syirik, apalagi kafir. Karena kita tidak tahu isi hatinya. Hal ini diungkapkanoleh Imam al-Ghazali dalam Bidayatul Hidayahnya. Menurutnya, orang-orang yang asal

memvonis orang lain sebagai musyrik atau kafir adalah orang yang suka ikut campururusan pribadi antara seorang hamba dengan Tuhannya. Mereka seakan-akan tahu apa

yang sebenarnya ada di hati seorang muslim hanya berbekal tindakan lahir yang bisamenyimpan banyak kemungkinan.Padahal kita selalu diingatkan dengan sebuah hadis yang menyebut bahwa menuduh orang

lain kafir, sedangkan tuduhannya tidak terbukti, maka akan kembali kepada diri penuduh.


عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إذَا قَالَ الرَّجُلُ لِأَخِيهِ: يَا كَافِرُ، فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا. فَإنْ كانَ كَمَا قَالَ،

                                                                                                      وَإلاَّ رَجَعَتْ عَلَيْهِ. (متفق عليه)Artinya, “Diriwayatkan dari Ibn Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: ‘Rasulullah bersabda: ‘Ketika seseorang berkata kepada saudaranya: ‘Wahai kafir’, maka ucapan itu

akan kembali kepada salah satunya, asalkan tuduhan tersebut bisa dibuktikan, bila tidakmaka dosa tuduhan itu kembali kepadanya’.” (Muttafaq ‘Alaih).Semoga kita dijauhkan dari asal tuduh syirik maupun kafir.Dan semoga kita terhindar dari menuduh syirik.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel