Awalan

Orang Kafir Akan Menganggap Benar Jika Bisa Menghidupkan Orang Mati, Begini Nabi Menyikapinya


 Ungkap Gus Baha, rintangan dakwah Rosulallah sangat luar biasa, karena saat itu tolak ukur kebenaran orang kafir itu jika Rosulallah bisa menghidupkan kembali orang yang sudah mati.menuturkan, Rosulallah pernah terdesak oleh orang kafir, karena kebenaran harus dijelaskan dengan menghidupkan kembali orang yang sudah mati.

Kata Gus Baha, seharusnya tolak ukur kebenaran itu adalah ilmu pengetahuan, tapi pada jaman Rosulallah akan dianggap benar jika bisa melakukan hal diluar nalar, seperti menghidupkan yang mati.Hal ini dijelaskan oleh Gus Baba yang dilansir Purwakarta News dari kenal YouTube Kado Kehidupan.

Saat Nabi menjelaskan manusia akan dihidupkan diakhirat oleh Allah SWT, orang kafir tidak percaya jika Rosulallah tidak bisa membuktikan dengan menghidupkan kembali orang mati.

"Orang kafir itu dulu, ngukur kebenaran Muhammad, mereka tentu manggilnya Muhammad, 'Muhammad kalau kamu mengklaim bahwa orang mati bisa hidup lagi, coba Mbah-Mbah kamu yang sudah mati bangunkan (hidupkan)," Gus Baha menjelaskan."Kalau bisa berarti kamu (Muhammad) benar, kalo enggak ya nggak," jelas Gus Baha."Pertanyaan itu yang ‘Fa’tu Biaabaaina inkuntum Shodiqin’, Pertanyaannya ngukur kebenaran itu dengan cara itu," jelasnya lagi.

Pada saat itu, Rosulallah sempat terdesak oleh orang Kafir, karena harus membuktikan kebenaran dengan menghidupkan orang yang sudah mati."Itu yang bikin standar siapa?

Nabi sempat terdesak karena itu dipakai ukuran, kalo pakai ilmu manten jawabannya lebih gampang," ungkap Gus Baha.

Jika hal itu menjadi tolak ukur kebenaran sampai sekarang, maka jelas kita akan kesulitan untuk membuktikannya.

Karena para Nabi mempunyai mukjizat dari Allah SWT, sedangkan kita susah jika harus membuktikan dengan cara menghidupkan orang mati."Ngukur kebenaran dengan cara itu versi siapa? Versi saya, kamu benar itu kalo bisa membangkitkan orang mati," ujar Gus Baha."Trus jadi Nabi, kalo versi kamu ya kamu yang membangkitkan nanti ditanya bareng-bareng," ujar beliau.Pada zaman Rosulallah, jika hal itu terjadi, maka Rosulallah akan berdoa sehingga mukjizat akan diberikan Allah SWT.Tapi hal itu hanya bisa dilakukan oleh para Nabi, sedangkan kita hanya bisa menjelaskan kebenaran dengan ilmu.

"Artinya islam ini yang bisa mengawal hanya ilmu, doa itu nomor 2, yang bisa mengawai islam hanya 'Fa’lam' (harus ilmu)," tutup Gus Baha.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel