Awalan

Sejarah Cianjur, Saksi Penyebaran Agama Islam di Indonesia Lengkap dengan Cerita Rakyatnya

 


Didalam artikel ini akan dibahas secara lengkap informasi mengenai kabupaten Cianjur, dimulai dari letak geografis, asal usul Cianjur, hingga saksi penybaran agama Islam di Indonesia.

Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak pada koordinas 106o 42’- 107 o 25’ Bujur Timur dan 6 o 21’-7 o 25’ Lintang Selatan, dengan ketinggian 7-2.962 mdpl dan memiliki kemiringan 0-40%.

Dilansir dari situs resmi pemerintan Kabupen Cianjur, di sebelah utara kabupaten Cianjur berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Garut.

Sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Samudra hindia dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor.Wilayah Kabupaten Cianjur terdiri dari 32 kecamatan dengan luas wilayah 361.434,98 ha dan kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah kecamatan Cidaun dengan luas 29.551,23 ha. Kabupaten Cianjur ternyata memiliki sejarah yang berkaitan dengan penyebaran agama Islam di Indonesia, selain it terdapat cerita rakyat Cianjur yang turun temurun disampaikan.

Bukti CianjurSebagai Daerah Penyebaran Agama Islam di Indonesia

Menurut informasi yang dirangkun SuaraCianjur.id dari berbagai sumber, kabupaten Cianjur ini dibangun oleh para ulama dan santri tempo dulu yang gencar mengembangkan syiar Islam.

Jauh sebelum kemerdekaan Indonesia di daerah Cianjur ada utusan dari Talaga  keturunan Sunan Talaga yang bernama Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana yang diberi tugas untuk membuka wilayah baru yang bernama Cikundul bersama 100 orang rakyatnya.

Raden Djajasasana mengalami berbagai pertempuran untuk mempertahankan daerah tersebut dan beruntungnya berakhir dengan kemenangan.Atas kinerja luar biasa dari Raden Djajasasana dalam menahan serangan Banten, ia dianugerahi gelar panglima (Wira Tanu). Sejak saat itu namanya dikenal sebagai Raden Aria Wira Tanu Aria Wangsa Goparana.

Raden Aria Wira Tanu Aria Wangsa Goparana lalu mendirikan sebuah wilayah baru yang dikenal dengan Nagari Sagara Herang dan menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya.

Salah satu daerah yang berada di Nagari Sagara Herang ini bernama Tsisanjoer atau Tijandjoer yang sekarang dikenal Cianjur. Dimana daeah tersebut merupakan kawasan penyebaran agama islam dibawah kekuasaan Raden Aria Wira Tanu Aria Wangsa Goparana.Selain memiliki sejarah kuat yang berkaitan dengan penyebaran agam Islam, Kabupaten Cianjur juga dikenal dengan cerita rakyatnya yang melegenda.

Konon nama Cianjur ini diambil dari kata 'anjuran' yang artinya perintah atau kepatuhan. Zaman dahulu ada seorang saudagar kaya raya yang dikenal sangat kikir.

Dia tidak mau berbagi kepada tetangga sekitarnya, bahkan saat ada orang yang meminta serantang beras pria kikir tersebut menolaknya.

Namun, pria kikir tersebut memiliki putra yang sifatnya dermawan. Mengetahui hal tersebut ia langsung memberikan serantang beras kepada tetanngganya.

Dilain waktu saat pria kikir tersebut sedang mengadakan tradisi kendur, ia didatangi seorang perempuan tua untuk meminta bahan makanan.

Lagi-lagi pria kikir tersebut menolak, dan anaknya lah yang akhirnya menolong perempuan tua tersebut.

Saat sang anak memberikan makanan, perempuan tua tersebut memberitahunya agar meninggalkan daerah tersebut saat malam tiba karena akan terjadi hujan besar.

Saat malam tiba, semua masyarakat di daerah setempat diberitahu sang anak untuk segera meninggalkan tempat tersebut. Namun, hanya ayahnya lah satu-satunya orang yang tidak mau pergi lantaran tidak rela meninggalkan kekayaanya.

Masyarakat yang mengikuti anjuran sang anak pria kikir selamat dari bencana banjir lantaran hujan deras tersebut, sedangkan ayah sang anak tenggelam beserta harta kekayaannya.

Konon, sejak saat itulah daerah tersebut diberi nama Cianjur. Ci adalah cai dalam bahasa Sunda yang berart air. Sedangkan, Anjur artinya anjuran atau seruan (*)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel