Bikin Merinding! Warga Azan Saat Abu Vulkanik Semeru Makin Pekat
Kepanikan terjadi saat kabut tebal abu vulkanik imbas Gunung Semeru semakin pekat melanda Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Lumajang. Di tengah situasi itu, seorang warga mengumandangkan azan di luar waktu salat.
Peristiwa itu terjadi sebelum Azan Ashar di Balai Desa Penanggal yang menjadi salah satu lokasi pengungsian. Tiba-tiba saja suasana di Desa Penanggal mendadak pekat oleh hujan abu vulkanik.
Ketika peristiwa itu terjadi warga yang tadinya mengungsi di Balai Desa Penanggal panik. Mereka segera meninggalkan lokasi tersebut, ditambah lagi imbauan dari perangkat desa agar warga segera mengosongkan balai desa.Suasana menjadi karut marut. Warga yang panik terburu-buru keluar dari balai desa tersebut mengendarai sepeda motor lain, turun ke desa yang lebih rendah. Yakni di Desa Tambah Rejo, Candipuro.
Di tengah situasi seperti itulah seorang warga Desa Penanggal berdiri di antara pengungsi yang hendak keluar dari Balai Desa. Ia lekatkan telapak tangan kanannya ke pipi, kemudian mengumandangkan azan.
Sendi salah seoranga warga Desa Penanggal mengakui bahwa dirinya turut panik akibat situasi tersebut. Abu vulkanik itu menakutkan, apalagi jarak desa itu dari puncak Semeru sudah cukup jauh.
"Ini hujan abu sudah sampai Penanggal. Warga panik. Soalnya dari puncak (Semeru) ke sini itu jauhnya 18 kilometer. Makanya warga mau turun ke bawah untuk berlindung," kata Sendi kepada detikJatim, Minggu (4/12/2022).Di Balai Desa tersebut sudah cukup banyak warga yang berasal dari desa yang lebih tinggi dan lebih dekat dengan puncak Semeru yang lebih dulu mengungsi sejak Pemkab dan BPBD mengimbau mereka pergi ke lokasi aman.
Salah satunya adalah Heri, warga desa Sumbemujur, Candipuro. Dia mengungsi dari desanya karena di tempat tinggalnya yang dekat dengan Sungai Curah Kobokan begitu APG terjadi sudah sagat gelap.
"Saya dari curah kobokan. Di sana gelap. Semua hujan abu, mau lari dari kampung dulu (untuk mengungsi)," ujarnya.