Inilah Alasan Malaikat Lebih Suka Melayani Fakir Miskin Ketimbang Orang Kaya
ucap Gus Baha, bahwa Malaikat lebih Menyukai fakir miskin ketimbang orang kaya.Gus Baha mengatakan, bahwa fakir miskin memiliki kebiasaan ini, yang membuat Malaikat lebih menyukainya.
Kata Gus Baha, selain itu, kebiasaan fakir miskin ini merupakan kunci dari kebahagiaanGus Baha menuturkan, jika kita ingin bahagia, kita harus memiliki kebiasaan seperti yang dimiliki oleh fakir miskin yang satu ini.
Lantas, kebiasaan apa yang dimiliki fakir miskin? sehingga menyebabkan Malaikat menyukainya, dan menjadi kunci kebahagiaan?
Gus Baha mengatakan bahwa kebiasaan fakir miskin ini membuat Malaikat menyukainya dan menjadi kunci kebahagiaanGus Baha mengatakan, bahwa surga itu menuruti apa yang diinginkan dari penghuninya.Dan orang kampung itu memiliki kebiasaan menginginkan hal-hal yang sederhana.
"Jadi, surga itukan menuruti apa yang diinginkan," tutur Gus Baha."Kira-kira keinginan orang kampung kalau di surga itu apa coba? Makanannya apa coba?" Tanya Gus Baha.
"Itukan ketembel, gemlong," ucap Gus Baha menyebutkan makanan kesukaan orang kampung.
Dan inilah yang menyebabkan orang kampung disukai oleh Malaikat, karena terbiasa hidup di dunianya memiliki keinginan yang sederhana dan tidak macam-macam."Artinya, Malaikat lebih suka menanggani surganya orang-orang kampung dari pada pak rector," ujar Gus Baha sembari bergurau.Sedangkan orang kaya, keinginannya bermacam-macam, tentu hal itu terbiasa dari kehidupannya ketika hidup di dunia.
"Ini sudah ribet ini, makanan apa saja sudah dicoba, terus kalua di mall, tau orang macam-macam, seleranya pasti bermacam-macam," Gus Baha menuturkan."Enak mana kalua anda jadi Malaikat pelayan surga, suka melayani orang kampung apa orang kota? Orang kampung kan!" ungkap Gus Baha.
Guyonan Gus Baha tentu mendapat sambutan tawa renyah dari para jamaah.
"Jadi itu guyon ya, tapi itu menjadi pikiran kita bahwa orang yang banyak kebutuhannya itu sebetulnya banyak kebodohannya," ucap gua Baha."Karena menggantungkan kebahagiaan dengan banyak hal," ujar Gus baha.
"Maknnya Imam Syafii berkata: istihgna itu apa? Al istighba anni syailabai.""Yang dikatakan berkecukupan adalah orang yang berusaha sebanyak mungkin menghindari banyak hal yang tidak kamu butuhkan," ucap Gus Baha mengutip keterangan Imam Syafii.
Dalam artian, jika hidup ingin bahagia kita harus bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan.
Jika kita menuju semua keinginan kita, itu berarti kita memnuhi keinginan hawa nafsu.Dan keinginan hawa nafsu itu tidak ada ujungnya, tentu hawa nafsu itu tidak akan merasa puas.Hal itulah yang menyebabkan kita tidak bahagia jika menuruti keinginan hawa nafsu."Bukan memenuhi semua kebutuhan kamu, karena nafsu kamu ini tidak ada batasnya, kalua kamu penuhi semua tidak akan selesai," ucap Gus Baha.Untuk karena itu, kita tidak boleh mengikuti keinginan hawa nafsu, kita cukup memuji apa yang kita butuhkan saja
Seperti halnya orang miskin yang tidak banyak memiliki keinginan.***