Wajib Tahu! Ternyata Ini Nasihat dari Mbah Moen Untuk Seorang Istri
Berikut adalah nasihat dari Mbah Moen untuk seorang istri.
Mbah Moen yang memiliki nama lengkap KH Maimoen Zubair adalah seorang ulama di Indonesia.
Sosok Mbah Moen dikenal sebagai seorang ulama yang kharismatik.Selain itu, Mbah Moen juga dikenal sebagai sosok ulama yang mengagumkan.Mbah Moen kerap disanjung oleh masyarakat karena nasihat-nasihatnya luar biasa.
Nasihat-nasihat Mbah Moen kerap dinilai oleh masyarakat sebagai nasihat bisa menggetarkan hati.Bahkan, Mbah Moen juga memberikan sebuah nasihat yang ditujukan untuk seorang istri.Dilansir AyoJakarta.com dari kanal YouTube PP_QA_CHANEL pada Selasa (20/12/2022), Mbah Moen menyampaikan nasihatnya untuk seorang istri melalui ceramahnya.
Pada ceramahnya, Mbah Moen menyebut jika siksa yang paling besar adalah neraka.Mbah Moen mengatakan bahwa sesungguhnya Allah itu zat yang maha pengampun.Artinya pengampun itu orang bisa baik masuk surga kalau mendapat ampunan dari Allah karena orang hidup mau lepas dari dosa itu tidak bisa,” katanya.
Dalam ceramahnya juga, Mbah Moen menjelaskan bahwa Nabi Adam turun ke bumi dengan membawa pahala.Mbah Moen menceritakan kisah di mana saat Nabi Adam hendak mencicipi buah kuldi.“Nabi Adam itu tidak memakan, yang memakan itu istrinya,” cerita Mbah Moen.
Kemudian, Mbah Moen menuturkan meskipun yang berdosa adalah istri dari Nabi Adam, akan tetapi adanya kebaikan itu justru datang dari perempuan.Namun perempuan meski tidak bisa dipercaya dan lain-lain, tetapi bisa baik itu kalau kamu punya istri” tuturnya Mbah Moen.Makanya kalau ada orang tidak punya istri itu kluntang-kluntung” lanjutnya.Mbah Moen menyampaikan jika hidup itu manusia itu berbeda dengan hewan.Berbeda dengan manusia , khususnya suami istri, maka dari itu disebut membangun rumah tangga.
Lebih lanjut, Mbah Moen mengatakan yang menjadikan celaka itu perempuan, akan tetapi yang membawa kebaikan itu adalah perempuan.Menurut Mbah Moen, orang mulia itu kalau memilik istri, jika tidak punya istri bagaimana bisa menjadi mulia.***