Ingin Mendalami NU, Azzam: Kalau SMP Nanti, Mau Mondok di Tebuireng
Jakarta, NU Online
Vokalis cilik pelantun Shalawat Asyghil di Resepsi Puncak 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU), Azzam Nur Mu’jizat mengaku ingin mendalami khazanah NU sampai ke akarnya.
Bocah periang kelahiran Mojokerto, 11 Mei 2011 itu kini tengah duduk di bangku kelas 4 SDLB PKK Gedeg, Mojokerto. Azzam, begitu ia akrab disapa, bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan selepas lulus dari SLB ke Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur. Sebuah pesantren legendaris yang didirikan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari yang juga muassis NU.
“Nanti kalau sudah SMP ingin mondok di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, ingin tahu sejarahnya NU,” ungkapnya kepada NU Online, Selasa (31/1/2023).Juarai banyak lomba hingga bershalawat ke Hong Kong
Keterbatasan fisik yang dimiliki bukan sama sekali ganjalan Azzam untuk menorehkan prestasi. Azzam telah membuktikan pada dunia, bahwa penyandang disabilitas memiliki kesempatan yang sama besarnya dengan orang normal untuk berprestasi.Bermodal dengan suara emasnya, Azzam berkali-kali menyabet juara dan penghargaan di banyak perlombaan.Sang Bunda, Sholihati, menyebut belum lama ini Azzam menjuarai Lomba Dai dalam kegiatan Islamic Braille Competition di Festival Tunanetra Mengaji #2 pada 15 Oktober 2022 di Surabaya. Azzam berhasil membawa pulang tropi Juara 1 dan sertifikat penghargaan.
Azzam juga keluar sebagai Juara Harapan 1 dalam perlombaan Membaca Puisi Virtual tingkat SD/MI - SMP/MTs - SLB se-kabupaten Mojokerto. Bocah yang mengidolakan sosok Habib Luthfi bin Yahya itu juga membawa pulang piala Juara 1 Lomba Menyanyi SDLB Festival dan Lomba Seni Siswa Tingkat Nasional (FLS2N) tingkat Kabupaten pada 2019.Suara indah Azzam bahkan pernah mengantarkannya bershalawat di Negeri Tirai Bambu, China dalam rangka Isra’ Mir’raj Nabi Muhammad saw di tahun 2019.Dimintai foto untuk penggalangan dana sumbangan
Sholihati mengaku kerap dimintai izin oleh sebagian pihak yang menghendaki penggalangan dana untuk Azzam. Sholihati mengatakan, mereka berniat memfoto Azzam dan menyebarkannya untuk kepentingan sumbangan yang akan diberikan ke Azzam.
Sholihati cukup menyayangkan itu, pasalnya ia dan sang suami merasa masih mampu untuk mencukupi kebutuhan sang anak. Meski tak enak hati, Sholihati menolaknya secara halus. Ini semata-mata lantaran dirinya hanya ingin sang putra dikenal karena prestasi dan bakat yang dimiliki.
“Dulu, pernah ada yang nawarin foto, ‘Bolehkah saya foto Azzam, biar nanti dapat sumbangan?’ Mohon maaf sekali bukannya menolak rezeki, tapi saya berharap bisa orang mengenal Azzam dari kelebihannya,” tutur dia.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi