Beruntungnya Jauharoh Said, Naik Haji Puluhan Kali dan Umroh Ratusan Kali: Gak Pake Antre!
Bukan rahasia kalau tak hanya mahal, tapi proses agar bisa naik haji itu lama sekali. Proses menunggu agar kebagian kloter saja bisa puluhan tahun lamanya demi sekali mengunjungi Ka'bah.
Namun kemudahan dalam hal beribadah haji dan umroh justru diperoleh wanita asal Mojokerto ini. Jauharoh Said namanya, ia terhitung sudah 20 kali naik haji dan ratusan kali beribadah umrah.
Tenang-tenang, kemudahan Jauharoh ini berkaitan dengan pekerjaannya kok, geng. Jauharoh adalah seorang pembimbing ibadah di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang ia miliki sendiri.
Makanya, Jauharoh bisa sekalian beribadah haji dan umrah setiap kali membimbing rombongan ke Tanah Suci.
Tetap ada tantangan
Walaupun sudah ratusan kali ke Makkah, tapi Jauharoh selalu saja menemui ujian tertentu di setiap keberangkatan yang ia pimpin.
"Kalau istilah Jawanya, gak pinter-pinter. Selalu saja ada masalah. Namanya saja mengharap surganya Gusti Allah. Pasti tidak mudah," terang Jauharoh seperti dilansir dari Jatim iNews.
Namun, Jauharoh selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk rombongannya. Ia bertanggung jawab membimbing semua jamaah, baik laki-laki maupun perempuan, walaupun ia sendiri adalah wanita.
Khusus untuk jamaah wanita, keberadaan pembimbing yang juga wanita bisa sangat membantu.
"Mungkin di sana nanti ada jamaah yang datang bulan, menjaga mahram, kita membimbing adab kesucian mereka," tambah Jauharoh.
Memang suka mengajar
Profesi menjadi pembimbing ini sudah Jauharoh lakukan sejak tahun 2001 lalu. Ia merintis KBIH miliknya dengan cara door-to-door.
Sebelumnya, ia sendiri memang sudah pernah menunaikan ibadah haji hingga 2 kali. Saat itu, KBIH masih sedikit sekali jumlahnya, belum sebanyak sekarang.
Maka dari itu, ia dan almarhum suaminya berinisiatif untuk menjadi pembimbing para calon haji dan umrah. Apalagi, Jauharoh juga merasa kalau jamaah memang membutuhkan bimbingan di Tanah Suci.
Pasalnya, jumlah petugas dari pemerintah dengan jumlah jamaah di setiap kloter masih belum berbanding lurus. Jumlah petugas masih terlalu sedikit.
Sementara itu dibutuhkan pembimbing yang bisa membantu jamaah selama prosesi rangkaian ibadah haji.
Jauharoh yang memang dulunya seorang guru Agama Islam di SMP pun mengaku senang berbagi ilmu yang ia miliki. Ia sangat menyukai dunia pengajaran.
"Yang berangkat haji itu macam-macam orangnya. Tidak semuanya bisa ngaji, tidak semuanya ngerti agama. Kami mengajarkan jemaah haji yang mana rukun haji, yang mana sunnah yang mana wajib. Sehingga jemaah haji bisa melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik dan benar," terang dia.
Berdasarkan pengalamannya selama ini, tantangan paling besar datang dari melayani jamaah yang sedang sakit atau yang sudah berusia tua tapi berangkat tanpa pendamping.
Pada musim-musim haji sebelumnya misalnya, ada banyak sekali jamaah berusia di atas 70 tahun yang membutuhkan perhatian ekstra. Jauharoh pun harus memiliki kesabaran yang luar biasa untuk menghadapi mereka.
Baca juga artikel seputar Hiburan, Viral, atau artikel menarik lainnya dari Syifa Nuri Khairunnisa.