Awalan

Pengakuan Tentara Israel yang Beragama Islam: Menjadi Tentara Dapat Meningkatkan Kesejahteraan

 


Tentara Israel tidak semuanya merupakan orang Yahudi. Ada pula yang beragama Islam.

Ini terjadi karena total penduduk di Israel 17,8 persen di antaranya merupakan penduduk muslim.

Tentara Israel yang beragama muslim ini berasal dari suku Arab Badui.

Mereka tinggal di kawasan Gurun Negev, sebelah selatan Israel.

Salah satu dari tentara Israel yang beragama Islam ini bercerita kenapa dia mau menjad tentara Israel.

Seorang prajuit dengan pangkat Sersan bernama Yusef Salutta mengaku dirinya mencintai Israel karena itu dia mau bergabung dengan militer negara tersebut.

Dikutip dari Reuters, dia mengatakan dia warga Israel dan ingin berkontribusi pada negaranya.

Halaman:

Editor: Mutiara

Sumber: Pikiran Rakyat

" Saya warga Israel dan saya mencintai negara ini. Saya ingin berkontribusi kepada negara saya,” ucapnya.

Dilansir dari Pikiran Rakyat dengan judul artikel Pengakuan Muslim Israel yang Jadi Tentara Zionis: Hidup Terasa Lebih Mudah, keputusan Salutta didukung oleh keluarganya yang juga memeluk agama Islam.

Dirinya tidak peduli jika di luar sana banyak orang muslim yang mengkritik langkahnya bergabung dengan tentara Israel.

Dikatakan Salutta, dia ingin menjadi bagian dari negara yang menaunginya selama ini sama seperti Israeli pada umumnya.

“Saya tidak peduli dengan omongan mereka. Saya perlu menjadi bagian dari negara, menjadi seperti orang lain,” katanya.

Sementara itu, Kepala Unit Minoritas tentara Israel, Kolonel Wajdi Sarhan mengatakan orang Arab- Israel banyak yang memilih menjadi tentara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

“Bagi kami orang Arab Muslim di Israel hidup terasa lebih mudah jika mempunyai kartu anggota tentara Israel itu dapat membantu kita mendapatkan pelayanan masyarakat,” katanya.

Kendati demikian, ancaman dan pelecehan dari sanak saudara di rumah serta dari sesama orang Arab-Israel tak dapat dihindari oleh para tentara Israel yang beragama Islam.

Oleh karena itu, tentara Israel muslim diperbolehkan bertugas tanpa seragam demi keselamatan mereka masing-masing.

“Untuk alasan keamanan, dalam kasus tertentu mereka diizinkan bertuga tanpa menggunakan seragam,” kata Wajdi Sarhan.

Mengenai konflik antara Israel dan Palestina yang telah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun, tidak diragukan lagi jika mereka diminta untuk berperang, maka mereka harus melakukannya.

“Saya berasumsi bahwa siapa pun yang memutuskan menjadi prajurit tempur di unit seperti itu telah mempertimbangkan hal ini sebelumnya,” katanya.

erbeda dengan pandangan dua tentara tersebut, mayoritas Arab-Israel menilai hal tersebut sebagai sebuah pengkhianatan.

“Fenomena ini, kami sama sekali menolaknya,” kata Ahmad Tibi, seorang anggota parlemen Israel -Arab.

Menurutnya, mereka tidak menghormati warga Palestina yang tiap harinya terusir dari rumah mereka serta berhadapan dengan maut.

“Apa yang dapat terlintas dalam pikiran seseorang ketika dia melayani melawan rakyatnya? Kami mencoba untuk mendidik orang bahwa ini bukanlah jalannya,” kata Ahmad Tibi. (Pikiran Rakyat - Alanna Arumsari Rachmadi)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel