Bersama Siapa dan di Mana Kelak Dirimu di Akhirat? Ini Penjelasan Gus Baha Berdasarkan Hadist Rasulullah SAW
Gus Baha jelaskan hadits yang menyatakan kelak di akhirat manusia akan bersama siapa yang dicintainya dan di mana tempatnya terakhir.
Pembahasan Gus Baha dimulai dari kurangnya kecintaan banyak orang terhadap ahli sujud, sebagai besar akan memiliki keinginan menjadi pejabat yang kaya.
Gus Baha menjelaskan bahwa seharusnya manusia lebih mencintai ahli sujud, karena dengan perasaan tersebut Allah SWT akan menjadikannya bersama-sama.
Maksud Gus Baha yaitu bersama dengan orang sujud yang dicintainya itu di akhirat, tentu di dalam surga. Tetapi masalahnya itu jarang sekali terjadi, yang ada berbeda.
Gus Baha mengatakan banyak yang menyangka ahli sujud itu miskin, malas, atau pengangguran. Menurutnya jika umat Islam berfikir seperti itu sudah sama dengan komunis.
"Orang akan bersama siapa yang dicintainya," jelas Gus Baha seperti dikutip dari video yang diunggah di kanal YouTube Kajian Cerdas Official pada 25 November 2021.
Komunis selalu saja memojokkan orang yang beribadah, beragama, ataupun Allah SWT. Umat Islam seharusnya berfikirnya seperti yang difirmankan di dalam Al-Qur'an:
أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
Artinya: "bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".
Keutamaan ahli sujud itu bahkan Allah SWT hingga menyuruh membangun dan membersihkan Ka'bah. Lalu rezeki yang diturunkan di langit dan bumi juga sama, untuk ibadah.
رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ
Artinya: ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan.
Kecintaan kepada ahli sujud dan juga Rasulullah SAW seharusnya bisa lebih besar dari keinginan untuk sama seperti orang yang dari sisi dunia tampak kaya dan hidup enak.
"Apakah kamu bisa menjamin mencintai Rasulullah SAW lebih dari sukamu terhadap manusia tadi, jangan-jangan kita lebih suka kepada yang tampak kaya, terkenal, dan hebat," jelas Gus Baha.
Atau jangan-jangan status cintanya kepada orang tersebut walaupun lisan mengatakan suka Rasulullah SAW, karena gambar idolanya itu sampai ditempel.
Mungkin orang tersebut punya partai atau kekuasaan apa saja, lalu ketika menyumbang ke masjid hanya 50.000 dan untuk pemenangan 10 juta serta menyebut namanya hingga berkali-kali.
Mengalahkan zikir atau sholawat kepada Rasulullah SAW, saat adzan menunggu qomat, ketika acara kampanye politik datang duluan dan berada di barisan terdepan.
Dari sekian hal yang bisa jadi indikator itu lalu dibuat poling dan jangan-jangan lebih condong kecintaan kepada orang yang tadi, kelak di akhirat berarti akan bersama di neraka atau surga.***