Orang Tua Banyak Keliru, Gus Baha Tegaskan Jangan Ajari Anak Berhemat, Ternyata Ini Alasannya
Banyak orang tua yang terkadang salah atau keliru bagaimana cara mengajari dan mendidik anak.
Salah satu ulama ahli tafsir Indonesia, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha memberikan penjelasan salah satu hal yang keliru dari para orang tua.
Menurut Gus Baha, yang banyak salah dari orang tua adalah mengajari anak untuk hemat, padahal anak jangan diajari untuk berhemat.
Hal tersebut disampaikan Gus Baha dalam sebuah ceramah yang diunggah kanal YouTube Santri Gayeng pada
Gus Baha mengatakan anak jangan hanya disuruh untuk mengaji atau belajar saja, terlebih jika anak tersebut sampai merasa ketakutan.
"Waktunya mengaji ya mengaji, waktunya bermain ya bermain, waktunya jajan ya jajan," ujar Gus Baha.
Salah satu murid kesayangan Mbah Maimoen Zubair itu juga menambahkan para orang tua untuk tidak memgajari anak berhemat.
"Jangan anak disuruh berhemat, ada-ada saja, saya tidak suka ajaran itu, ajaran sesat, bapaknya tidak hemat anaknya malah disuruh hemat, ada-ada saja," lanjut Gus Baha.
Gus Baha menjelaskan anak yang boros itu malah akan memberikan berkah bagi pedagang dan juga teman-temannya, karena itu biarkan mengalir seperti apa adanya.
"Andai salah pun tak berdosa, karena masih kecil. Tapi kalau orang tuanya? Ada-ada saja, kamu dzalim itu jangan terlalu," tutur Gus Baha.
Gus Baha lantas menceritakan jika Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang ingin menyenangkan dan menghibur anak-anak.
Bahkan lanjut Gus Baha, Nabi Muhammad SAW pernah menangkap jin ifrit yang mengganggunya saat sholat hanya untuk mainan anak-anak.
"Nabi saja menangkap Ifrit dengan maksud 'yal'abu bihi gilmanu ahlil madinah' supaya dibuat mainan anak-anak kecil di Madinah setelah ditangkap," terang Gus Baha.
Karena itulah beber putra Kyai Nursalim Rembang itu, para ulama berpendapat mengajak anak bermain itu merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW.
"Sebab Nabi pernah menangkap Ifrit dengan niat untuk mainan anak-anak kecil di Madinah," kata Gus Baha.
Menurut Gus Baha, jika anak dianggap melakukan kesalahan, maka anak itu tidak berdoa, yang dosa dan haram adalah orangtuanya.
"Seperti anak kecil manjat-manjat, bocah kok nakal, padahal anak kecil memanjat itu haram gak? Tidak kan?," tanya Gus Baha.
"Malah orangtuanya yang membentak itu yang haram, yang nakal betul ya ibunya yang membentak cerewet itu," sambung Gus Baha.
Gus Baha menegaskan, jika orangtua sudah terkena khitab, sementara anak-anak belum terkena khitab.
Putra Kyai Nursalim Rembang itu kemudian membacakan sebuah hadits yang menjelaskan keringanan yang dimiliki anak kecil.
عَنْ عَائِشَةَ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ : عَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ ، وَعَنِ الصَّغِيرِ حَتَّى يَحْتَلِمَ ، وَعَنِ الْمَجْنُونِ حَتَّى يَعْقِلَ
Dari Aisyah, dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Diangkat pena (tidak dikenakan dosa) atas tiga kelompok : Orang tidur hingga bangun, anak kecil hingga mimpi basah dan orang gila hingga berakal (HR Ahmad, Addarimi dan Ibnu Khuzaimah).***