Awalan

Habib Luthfi Jelaskan Pentingnya Haul Bagi Generasi Muda

 


Rais ‘Aam Jam’iyyah Ahlith Thariqah al Mu’tabarah an Nahdliyyah (JATMAN) Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya menjelaskan tujuan diadakannya peringatan Haul adalah untuk mengingat kembali sejarah perjuangan para ulama Indonesia dan memperkuat cinta terhadap Tanah Air.   

“Tujuan diadakannya Haul adalah akan menguak mutiara-mutiara yang terpendam untuk kemudian memperkuat cinta kita kepada bangsa dan Tanah Air kita, karena di zaman sekarang kecintaan kita sudah merosot. Supaya kita tidak kepaten obor kepada sejarah para ulama yang telah berjasa bagi Indonesia,” kata Habib Luthfi .

Hal tersbut Habib Luthfi sampaikan dalam peringatan Haul Akbar ke-139 Habib Umar Bin Thoha Bin Yahya di Area Makam RK Karang Malang, Indramayu, Kamis (22/9). Haul ini dihadiri ribuan masyarakat dan rutin tiap tahunnya diadakan.Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres RI) ini mengatakan, Indonesia memiliki ulama-ulama besar yang menjadi kebanggaan dan mengangkat nama Indonesia. Untuk itu, melalui haul, generasi muda diajak untuk mengenal para tokoh ulama tersebut.

“Maka perlu adanya haul, supaya kita-kita ini tidak kepareman obor. Itu di antaranya. Supaya kita buka mata. Kalau tidak ada haul, anak-anak kita mana mungkin tahu,’” ujarnyaHabib Luthfi menjelaskan kalau sudah cinta maka aib yang dicintainyapun dijaga betul.

“Contohnya seperti seseorang yang sudah merasa cinta dapat menutupi aib seseorang yang dicintainya. Tidak akan mengucapkan kata-kata yang akan menyakiti dirinya,” tandasnya.

Habib Luthfi mengajak generasi muda untuk tidak mengumbar aib bangsanya sendiri karena kepentingan individual atau kelompok.   

“Generasi muda penerus bangsa harus lebih cinta dan merasa handarbeni dengan tanah airnya, agar semakin cinta kepada bangsa dan tanah airnya,” tuturnya.Kemudian Habib Luthfi menceritakan kisah Syekh Nawawi al-Bantani yang melahirkan banyak karya. Kiai Nawawi adalah ulama Indonesia yang melahirkan lebih dari 400 karangan kitab, ia juga yang mensyarahi kitab Safinatunnajah yang kemudian dita’lif oleh Syekh Salim bin Saad bin Sumair al-Hadarami.

“Habib Utsman Mufti pertama dan terakhir di Indonesia yang memiliki karya lebih 300 kitab selain itu, salah satu ulama Indramayu yang telah berjasa kiai Sam’un daerah Dadap, Indramayu. Namun, nama Kiai Sama’un tidak seterkenal dengan Kiai Syakir, padahal menurut catatan sejarah yang dihimpun dari berbagai sumber, Kiai Syakir adalah putera Kiai Sama’un,” paparnya.

Tokoh ulama yang satu ini adalah salah seorang penyebar agama Islam di bagian timur Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat sekitar abad XVI M.Sementara itu, Wakil Bupati Indramayu, Lucky Hakim menyampaikan, banyak hal yang dapat dijadikan teladan dari sosok Al Habib Umar bin Thoha bin Yahya.

“Kita mesti mengingat sejarah melalui perjuangan para habaib sebelumnya yang sudah membantu Indonesia, perjuangannya luar biasa sekali,” ungkapnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel