Keramat Wali Allah, Kisah Kyai Idris Kamali dan Misteri Duit di Bawah
Kyai Idris Kamali merupakan satu dari sekian wali Allah yang memliki keistimewaan di luar nalar dengan keramatnya.
Salah satu keramat yang dimiliki Kyai Idris Kamali selalu ada duit di bawah kasur. Berapa pun jumlahnya saat diminta orang yang membutuhkan selalu diberikan sang wali.
Keramat Kyai Idris Kamali dan misteri duit di bawah kasurnya sang wali Allah ini diskasikan KH Muhammad Tholchah Hasan, mantan Menteri Agama RI.Sudah bukan hal yang asing lagi, jika para wali Allah memiliki kelebihan atau disebut keramat dalam kehidupannya. Itu semua karena menjadi hamba yang taat dan sabar atas ketentuan-Nya.Disebut keramat karena memang hal itu di luar nalar manusia pada umumnya. Mungkin sebagian orang menyebutnya dengan kata keistimewaan, kehebatan atau kesaktian.
Kyai Idris Kamali contohnya. Melansir dari akun YouTube Islam Populer bahwa Kyai Idris memiliki keramat dari Allah yang sulit dipercaya tapi benar adanya.Kyai Idris dikenal karena memiliki budi pekerti yang baik. Ia merupakan anak pertama dari pasangan KH Kamali bin Kyai Abdul Jalil dengan Nyai Saudah, lahir di Makkah sekitar tahun 1887.Kyai Idris bisa dikatakan masih satu generasi dengan Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi dan Syekh Muhammad Mahfudz At-Tarmasi. Ayahnya Kyai Kamali adalah putra Kyai Abdul Jalil Kedongdong Cirebon.
Ayah Kyai Idris dikenal sebagai ulama Falaq dan Qiraat asal Cirebon yang dulunya mengajar di Makkah, sedangkan kakeknya Kyai Abdul Jalil berasal dari Doro, Pekalongan dan mendirikan pondok pesantren di Kedondong, Cirebon.Sekitar tahun 1908, Kyai Kamali dan keluarganya pulang ke Cirebon. Kemudian di pesantren yang didirikan kakeknya, Kyai Idris digembleng ayahnya sendiri tanpa ada perlakuan khusus atau sama seperti santri lainnya.
Setelah dirasa cukup, Kyai Idris muda dipesantrenkan lagi ke Pondok Pesantren Apik, Kaliwungu, Kendal.Pesantren Apik diasuh KH Irfan Musa yang merupakan sahabat ayahnya saat berada di Makkah. Setelah beberapa tahun, sekitar tahun 1919, Kyai Idris ditunjuk untuk menjadi ketua pondok pertama.Alasan Kyai Irfan Musa menunjuk Kyai Idris menjadi ketua pondok, karena santrinya itu merupakan sosok yang alim dan berbudi pekerti baik.
Selama 3 tahun kemudian, Kyai Idris meneruskan pendidikannya ke Pesantren Tebuireng. Ia pun menjadi santri KH Hasyim Asy'ari. Pengetahuannya tentang ilmu hadits diperdalam di sana.
Kyai Idris mengetahui bahwa KH Hasyim Asy'ari merupakan ahli hadits, maka ia tidak melepaskan kesempatan berharga itu.Kyai Idris muda belajar dengan tekun. Sampai teman-temannya menyebut Kyai Idris muda adalah orang alim dan jenius.Kyai Idris terkenal tekun melakukan riyadhah atau latihan spiritual tiap malam. Ia tidak meninggalkan puasa yang dilakukannya hampir setiap hari dan sudah hafal Alquran sejak usia sebelas tahun.
Kemudian Kyai Idris muda dipercaya sebagai asisten atau badal KH Hasyim Asy'ari yang membantu mengajar ngaji kitab di pesantrennya.Keimanan yang kuat serta amal yang saleh yang terus diamalkannya, membuat Kyai Idris diberikan keistimewaan dari Allah SWT.Di Pesantren Tebuireng, Kyai Idris terpilih ke dalam kelas musyawarah. Sebuah kelas khusus yang santrinya dipilih KH Hasyim Asy'ari.
Tidak semua santri bisa masuk ke kelas ini. Karena kelas ini hanya dihuni oleh 20 santriKelak di kemudian hari para santri kelas ini akan menjadi pendiri pesantren baru di berbagai kota.Sepeninggal KH Hasyim pada tahun 1947 Kyai Idris mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar di Pesantren Tebuireng.
Kecerdasan dalam penguasaan ilmu agama membuat beliau menjadi ahli. Terutama ilmu gramatika bahasa Arab.Kecerdasannya pasti membuat siapa pun terpikat dan ingin menjadikannya menantu atau bagian dari keluarga. Lalu ia pun dinikahkan dengan putri KH Hasyim yaitu Azzahra.Tahun 1930, istri Kyai Idris meninggal dunia dan tidak menikah lagi sampai akhir hayatnya. Meskipun Kyai Idris memiliki paras yang rupawan dan tubuh Sepeninggal istrinya, Kyai Idris memilih tinggal di kamar sebelah masjid ukuran empat kali lima meter. Ia terus mengajarkan ilmunya..Kelas yang diasuh Kyai Idris adalah kelas santri pilihan. Di antara muridnya adalah Kyai Muhammad Tholchah Hasan yang kelak di kemudian hari menjadi Menteri Agama Republik Indonesia.
Kyai Idris sangat tersohor sebagai orang yang lembut hatinya. Memiliki welas asih yang tinggi dan suka menolong kepada siapa pun yang menyambangi rumahnya, terutama orang yang membutuhkan duit.
Diceritakan bahwa Kyai Idris selalu mengambil duit dari balik kasur. Ajaibnya menurut cerita yang beredar, Kyai Idris selalu mengeluarkan berapa pun uang yang diminta.Maka tak heran jika banyak yang bertanya-tanya, apakah memang Kyai Idris tak pernah kekurangan duit? Suatu hari Kyai Idris meminta Tolhah Hasan membersihkan kamarnya. Lantaran didorong oleh rasa penasaran yang tinggi, Tolhah berusaha mencari tahu seberapa banyak duit yang disimpan Kyai Idris di balik kasurnya.
Namun Tolhah kaget Bukan kepalang. Karena di balik kasur Kyai Idris tidak ditemukan duit sepeser pun.Maka Tolhah pun menyimpulkan bahwa Kyai Idris memang tak pernah kekurangan duit. Demikianlah misteri duit Kyai Idris, yang selalu ada dari bawah kasur saat diminta orang yang membutuhkan.Tahun 1973, Kyai Idris meninggalkan Indonesia dan bermukim di Arab Saudi selama beberapa tahun. Ketika ditanya alasannya, beliau hanya menjawab untuk menuntut ilmu lagi.
Selama bermukim di Mekah beliau sempat ke Mesir dan menyempatkan diri ziarah ke makam Imam Syafi'i di Kairo.Kyai Idris wafat dibulan Juli 1984 pada usia lebih dari 90 tahun. Almarhum dimakamkan di pemakaman keluarga Pesantren Kempek Cirebon.***