3 Kiai Paling Keramat di Indonesia yang hingga Kini Masih Hidup, Ada Yang Berusia 150 Tahun Lebih
Inilah tiga kiai yang dianggap paling keramat di Indonesia dan hingga kini masih hidup. Bahkan, ada yang usianya mencapai 154 tahun.
Tiga kiai ini disebut punya karomah dan keistimewaan karena ibadahnya yang kuat dan luar biasa. Selain itu, tiga kiai ini sering disebut sebagai “paku” Indonesia dan punya peran sangat besar.
Dikutip MalangTIMES.com dari akun YouTube Jejak Para Wali Minggu (17/7/2022), video tersebut diunggah pada 26 Maret 2020 lalu. Berikut ulasan lengkapnya tentang tiga kiai yang paling keramat di Indonesia dan masih hidup:
1. Abuya Muhtadi
Abuya Muhtadi dikenal sebagai ulama sekaligus mustasyar PBNU. Abuya Muhtadi adalah putra dari Abuya Dimyathi, seorang waliyullah tingkat internasional.
Abuya Dimyathi dulu pernah dipenjarakan oleh sebuah partai politik. Namun para penjaga lapas merasakan hal aneh, seperti muntah, sakit perut dan buang air besar terus-terusan. Karena itu, Abuya Dimyathi segera dikeluarkan dari penjara dalam waktu singkat.
Karomah ini lantas menular pada putranya, yakni Abuya Muhtadi, hingga saat ini. Salah satu karomah Abuya Muhtadi terlihat saat banjir yang terjadi di Serang, Banten. Sebelum terjadi banjir, Abuya Muhtadi melakukan zikir yang lama, lalu keluar dan berkata kepada orang yang ada di sana.
Abuya berkata bahwa Banten sudah tidak bisa tertahan lagi oleh dirinya. Orang yang ada di situ lantas bingung dengan maksud perkataan tersebut.
Benar saja. Sekitar waktu Subuh, Banten berduka. Terjadi banjir besar yang luar biasa di Banten.
Oleh sebab itu, Abuya Muhtadi juga sering disebut sebagai paku bumi Banten.
2. Abuya Munfasir
Abuya Munfasir merupakan ulama yang tinggal di Padarincang, Serang, Banten. Sebelumnya Abuya Munfasir adalah seorang dosen.
Kemudian dia pindah mendirikan pesantren dengan menjual berbagai hartanya untuk membeli tanah. Dia hanya menerima santri laki-laki maksimal 40 orang.
Syarat santri bisa masuk di pesantrennya yaitu hanya membawa baju yang melekat di badan untuk dibawa ke ponpes. Selain itu, mereka harus tes agar sanggup puasa selama 40 hari dengan berbuka air minum.
Setelah melewati tahap ini, santri berpuasa dengan umbi-umbian yang tidak boleh dimasak dengan api. Kemudian saat puasa, harus membaca Alquran 10 juz setiap hari.
Syarat tertinggi untuk masuk di ponpes miliknya yaitu harus puasa putih atau berpuasa dengan air putih dan garam saja serta puasa dari berbicara. Hal ini dilakukan untuk membersihkan hati para santri dengan jalan tasawuf.
3. Abuya Syar'i
Abuya Syar'i merupakan seorang ulama kharismatik di Banten. Diketahui, usianya sudah mencapai sekitar 1,5 abad atau 154 tahun.
Kiai yang lahir pada 8 Rajab 1287 Hijriyah ini juga disebut sebagai paku bumi Banten. Abuya Syar'i punya kharisma yang sangat kuat, meski sudah sepuh dengan jenggot dan rambut berwarna putih.
Abuya juga merupakan salah satu murid Syeikh Nawawi Banten yang satu angkatan dengan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari.
Karomah atau kesaktian Abuya Syar’i sangat banyak. Salah satunya yaitu pemegang golok ciomas, yakni golok bersejarah yang jadi wasilah terusirnya orang Badui saat menyerang Banten.
Konon pasukan Badui akan kembali menyerang saat paku Banten wafat dan tidak ada lagi penerusnya. Golok ciomas asli yang bersejarah ini hanya ada satu yang saat ini dalam genggaman Abuya Syar'i.
Konon Abuya Syar'i juga bisa membaca niat dan pikiran orang yang akan bertamu ke rumahnya. Tak heran, jika ada tamu dengan niat dan pikiran yang tidak baik, Abuya tidak segan menegur tamu tersebut.