Awalan

Ini yang Seharusnya Dicapai oleh Orang Beriman, Gus Baha: Bukan Takut Neraka

 


berarti mempercayai ataupun membenarkan satu hal yang dianggap sakral ataupun suci.

Iman yang sebenarnya bukan hanya berdasarkan  pemikiran ataupun intelektual, melainkan harus dapat dirasakan, sebagaimana diungkapkan oleh Gus Baha dalam satu ceramahnya.

Dilansir SuaraBandun.id dari video dalam kanal TikTok @ngajimelukyai, berikut ulasannya.

Gus Baha mengatakan bahwa apabila dirinya melakukan dosa, maka yang ia takutkan adalah merasa tidak nyaman dengan Tuhan."Kulo wani sumpah (saya berani sumpah), saya itu bayangkan andaikan nyolong (mencuri) utawa (atau) zina, andaikan. Iku sing tak wedeni (itu yang saya takuti), kulo wedi (takut) terus nggak nyaman kumpul pangeran (dengan Tuhan), itu saja" kata Gus Baha.Gus Baha kemudian menjelaskan bahwa dirinya khawatir tidak bisa merasa asyik dengan Allah.

"Ya Allah, saya ini takut kalau saya maksiat kemudian di hati saya sudah merasa ndak asyik dengan Engkau," jelas Gus Baha.

"Begitu memang, saya ini kalau mau mengeluh atau mau maksiat, yang saya takutkan cuman satu, ya Allah jangan-jangan saya ini udah ndak bisa asyik dengan Engkau," tambah Gus Baha.

Gus Baha lalu menyampaikan bahwa nabi pernah membahas tentang bagaimana iman itu harus dapat dirasakan."Selagi saya masih senang dengan Tuhan, ya itu enak, titik, makanya istilahnya kanjeng nabi, iman itu harus ada rasanya," kata Gus Baha.

Setelah itu, Gus Baha memberikan satu contoh, yaitu iman para santri yang merupakan iman secara intelektual.

"Mungkin kamu iman secara intelektual, kaya (seperti) santri-santri ya iman kabeh (semua) secara intelektual, tapi murni kering, yaitu iman kalau tuhan itu ada, iku jenenge (itu namanya) iman kering," kata Gus Baha.Gus Baha juga mengatakan bahwa nabi tidak pernah mengajarkan iman sebagai sesuatu yang hadits.

"Pokoknya dia tahu ada tuhan, percaya, alam itu mutaghayyir, mutaghayyir itu sesuatu yang hadits, nabi nggak pernah mengajarkan begitu," kata Gus Baha.

Selanjutnya, Gus Baha mengatakan bahwa munculnya rasa iman itu dimulai dari rasa nyaman dengan tuhan.

"Iman itu harus sampai, harus ada rasanya, lha rasa ini dimulai dari nyaman dengan tuhan," kata Gus Baha.

"Jadi gampangane (sederhananya) ora maksiat (tidak maksiat) iku mergo sungkan pangeran (itu karena sungkan dengan tuhan) bukan karena takut neraka," pungkas Gus Baha

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel