Gus Baha Bongkar Perdebatan Syekh Siti Jenar dan Kalijaga, Hati-hati Hakikat ini Khoyali!
Ungkap Gus Baha, dirinya pernah membaca isi perdebatan Waliyullah Syekh Siti Jenar dan Sunan Kalijaga, yaitu tentang orang yang mendalami Laailahaillallah secara intensif, kemudian akan mengalami fase hakikat khoyali (menipu).Gus Baha menuturkan, perdebatan Syekh Siti Jenar dan Sunan Kalijaga ini berdebat fase Ilmu hakikat khoyali, perdebatan ini dihadiri juga oleh Sunan Bonang.
Kata Gus Baha, alasan adanya perdebatan Syekh Siti Jenar dan Sunan Kalijaga ini karena perbedaan faham tentang ilmu hakikat. Yang mana, Syekh Siti Jenar mempermasalahkan sujud sunan Kalijaga.Ucap Gus Baha, Syekh Siti Jenar tidak membenarkan Sunan Kalijaga sujud kepada Allah SWT menggunakan jasad (tubuh), karena menurutnya jasad akan hancur.
Untuk lebih jelasnya, hal ini telah dijelaskan oleh Gus Baha yang dilansir oleh Purwakarta News dari kenal YouTube MIMBAR SEJARAH ISLAM.
"Kita punya trauma kasus Syeh Siti Jenar, yaitu orang yang mendalami Laailahaillallah secara intensif," ungkap Gus Baha."Entah yang disebut kalimat sodo atau suluku, orang yang mendalami Laailahaillallah secara intensif, itu pasti menuju ilmu hakikat," ungkapnya beliau.Akan tetapi, orang yang mendalami Laailahaillallah secara intensif, dirinya akan melewati fase Ilmu hakikat khoyali (menipu).
Dan hal ini pernah diperdebatkan oleh Syekh Siti Jenar dan Sunan Kalijaga."Dan menuju ilmu hakikat, pasti mengalami hakikat yang khoyali, dan hakikat yang khoyali ini akan mulai menipu," kata Gus Baha.
"Kalau sudah begitu bingung! Misalkan, ketika saya baca diskusi perdebatan Sunan Kalijaga dan Siti Jenar dan ada Sunan Bonang juga,"
"Kamu sujud pakai apa Kalijaga? 'yaa pakai jasad,
Kata Siti Jenar: "daging kamu hanya onggokan daging nanti jadi bangkai," kata beliau."Setelah jadi bangkai, nanti habis kamu ditulis tuhan tidak sujud, dahi yang dipakai sujud nanti itu habis," Gus Baha menjelaskan perdebatan itu."Mikir Kalijaga! 'Rugi kamu sujud dengan dahi dan tangan, jasadmu nanti habis'," jelas argumentasi Syekh Siti Jenar.
"Tidak ada yang cerita, kamu sujud karena jasad nanti akan jadi bangkai," ungkap Gus Baha menjelaskan."Kalau begitu, sujud yang hakikat itu tidak perlu dahi dan tangan, ya ruh kamu ituloh sujud dengan Tuhan," pendapat Syekh Siti Jenar.
"Mikir Kalijaga, Sunan Kalijaga itukan Wali mantan preman, kalau diajak debat pusing," ucap Gus Baha.
"Wah ini terjadilah perdebatan, sehingga keyakinan Siti Jenar 'Laailaahaillallah' ya itulah wahdatil wujud itu," ungkap Gus Baha."Jasad itu tidak butuh makan, tapi gara-gara jasad ikut fisik, faham ya!" Tegas Gus Baha."Kamu beruntung punya guru waras, artinya waras secara akademik ada referensi ada makhroji," kata beliau.Itulah penjelasan Gus Baha Gus tentang perdebatan Syekh Siti Jenar dan Sunan Kalijaga, yang memperdebatkan Ilmu hakikat khoyali.***