Awalan

Pernah Jadi Pendeta dan Suka Mabuk, Komika Ini Pindah Agama Ke Islam


 Memutuskan untuk pindah agama tentunya menjadi pilihan yang sulit bagi setiap orang.

Salah satunya datang dari komika Sudit E Sofyanuary atau yang kerap disapa Didit. Komika tersebut membagikan pengalaman hidupnya yang sempat melalui masa kelam.

Bagaimana tidak? Pasalnya Didit mengaku terjerumus kecanduan miras dan suka mabuk-mabukkan.

Selain itu, komika tersebut juga sempat menjadi Pendeta sebelum memutuskan mualaf dan pindah agama islam. Lantas bagaimana kelanjutannya?Sebelum memutuskan untuk menjadi komika dan ahli spiritualis, Sudit E Sofyanuri sempat menjadi pendeta yang aktif ceramah dalam berbagai kesempatan.“Flashback ke belakang ya, bermula dari profesi sebagai seorang pendeta lebih tepatnya seorang evangelist atau penceramah. Ada masa-masa di mana apa yang gua kerjakan nggak sesuai sama hati gua dan gua kecewa,” kata Didit.

Didit mengaku kecewa dan skeptis lantaran ajaran agama yang ia percayai sebelumnya. Bahkan, sang komika tersebut sempat hilang arah dan kecanduan miras.

 

“Awalnya memang satu botol sehari, lama-lama intensitasnya makin sering. Tadinya cuma untuk mengisi waktu luang, akhirnya makin lama makin sering,” kata Didit.“Awalnya memang satu botol sehari, lama-lama intensitasnya makin sering. Tadinya cuma untuk mengisi waktu luang, akhirnya makin lama makin sering,” kata Didit.Kecanduan alkohol dalam jangka panjang berdampak buruk bagi tubuh Didit. Bagaimana tidak? pasalnya Didit mengaku bahwa saraf matanya terbakar sehingga kini penglihatannya terganggu.

Ia sempat tidak mempercayai mengenai keberadaan Tuhan. Namun setelah saraf matanya kembali normal, ia kemudian berpikir bahwa Tuhan memang ada.“Saat saraf mata gua rusak itu gua mulai percaya ‘apa jangan-jangan Tuhan itu ada’. Tadinya gua udah yakin (Tuhan) nggak ada,” kata Didit.

Ia pun mulai banyak mendengarkan ceramah dan motivasi Islami sehingga mantap pindah agama dan kini mualaf. Meski memilih agama Islam, ia tidak mengatakan bahwa agama lain itu jelekBukan berarti agama lain itu lebih jelek daripada apa yang gua pilih. Gua lebih merasa Islam lebih cocok sama kerangka berpikir gua sekarang,” pungkas Didit.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel