Awalan

Tips Menghadapi Anak yang Nakal ala KH. Abu Amar Khotib dan Gus Miek

 


Alm. KH. Abu Amar Khotib Pasrepan (Kiri). KH Sholeh, Ngalah (Kanan)


Oleh: Ahmad Karomi


Beliau masa kecilnya nakal akan tetapi orang tuanya sangat sabar, dan tiap kali Abu Amar kecil membikin ulah yang menjengkelkan, orang tuanya selalu mendoakan agar Abu Amar kecil menjadi sosok alim dan dekat dengan Allah.

Abu Amar beranjak dewasa menjadi sosok yang alim dan khusyuk. Tatkala beliau ditanyai seseorang tentang amalannya apa, beliau menjawab -kurang lebihnya- begini: "Sing telaten ndungakno sing apik gawe anakmu, nyuwun ke Gusti Allah supoyo dadi wong sholeh. (Yang telaten mendoakan baik  untuk anakmu, agar menjadi anak yang sholeh)."

Kyai pengasuh Pesantren ArRaudhah Pasrepan Pasuruan ini teringat akan sang ibunda yang berulang kali sabar atas perlakuan nakalnya. Akan tetapi sang ibunda selalu mendoakan baik dan tidak pernah memukul. 

Dari sekelumit kisah KH. Abu Amar yang saya dapat dari orang tua saya ini, menandakan bahwa doa orang tua (khususnya ibu) adalah segala-galanya. Tingkah apapun yang dilakukan anak kita, merupakan ujian yang harus dilalui dengan sabar. Sebab bila sekali saja orang tua berucap sumpah-serapah, maka akan berimbas kurang baik kepada anak-anaknya.

Senada dengan kisah diatas, yakni Gus Miek yang suatu saat pernah dawuh: bahwa di era sekarang (sebelum beliau wafat 1993), sudah tidak tepat bila ada kekerasan terhadap anak. Tips untuk melunakkan hati mereka adalah dengan mujahadah atau qiyamullail. Dan ba'da maktubah selalu mendoakan anak keturunannya. Oleh karena itu, dalam Majlis Semaan Al-quran, Gus Miek selalu berpesan "quu anfusakum wa ahlikum naaro" (jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka). 

Dawuh ini merupakan ajakan/ sikap kasih sayang, dengan cara mengguyurkan doa untuk keluarga. Lalu, bagaimana dengan orang tua doeloe kala yang sering menghukum anak-anaknya dengan pukulan, dan kekerasan?! Buktinya masih banyak yang sukses jadi "tokoh", padahal orang tuanya galak.

Husnudzon saya, Segalak-galaknya orang tua dulu tetaplah berdoa yang terbaik untuk anak. Mungkin, ada yang pernah diikat, dikunci dalam kamar, di"gepuk" penjalin, namun itu semua tetap diimbangi dengan doa penuh kebaikan yang tulus untuk anaknya. Sebab segalak-galaknya Singa tetap menyayangi anak-anaknya, dan berharap anak-anaknya menjadi Singa yang meneruskan trah Raja Rimba.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel