Kenapa Nikmat yang Paling Tinggi Adalah Memandang Dzat Allah? Berikut Penjelasannya
Gus Baha menuturkan, bahwa kenikmatan yang paling utama adalah bertemu dan memandang dzat Allah SWT.Ungkap Gus Baha, kenikmatan yang paling tinggi itu bertemu dengan Allah SWT, bahkan melebihi nikmatnya surga.
Kata gus Baha, kenikmatan hubungan biologis (bersetubuh) tidak ada apa-apa nya dibandingkan dengan nikmatnya bertemu Allah SWT.Lantas, kenapa nikmat yang paling tinggi adalah nikmat bsaat bertemu dan memandang dzat Allah SWT?
Dikutip Purwakarta News dari akun YouTube Santri Jawa 2410, bahwa kenikmatan yang hakiki adalah memandang dzat Allah SWT.
"Di surga nanti kita akan melihat Allah SWT," gus Baha menuturkan.Ucap Gus Baha, hal ini pernah ditanyakan kepada seorang ulama, yaitu menanyakan alasan kenapa nikmat yang paling tinggi adalam bertemu Allah SWT?"Makannya ada ulama ditanya; kenapa shalat itu lebih indah ketimbang nikmat, bahkan kenikmatan Hubungan badan," ucap Gus Baha.
Lalu, ulama itu menjawab dengan sebuah analogi yang sederhana dan lucu."Jawabnya ulama begini, lucu jawabannya sederhana," ujar Gus Baha.
"Nikmatnya kamu punya anak itu apa Jawabnya ulama itu lucu, kalau sakit dia sembuh, kalau hilang dia datang."
"Kira-kira, orang yang berhubungan intim dengan orang yang anaknya sembuh dari koma senangnya seneng mana?"Ya lebih seneng orang yang anaknya sembuh dari koma," ujarnya.Maka, kenikmatan yang paling tinggi itu jelas yaitu bertemu dengan dzat Allah SWT.
Sebab, kita sangat senang jika bertemu dengan anak kita yang sudah lama hilang, bahkan melebihi nikmat berhubungan badan."Senikmat apapun hubungan biologis, senengan anaknya yang hiang ketemu."
"Kalau anak ketemu saja orang seseneng itu apalagi kita disurga dzat yang lama kita sembah, yang lama kita rindukan, kemudian kita bertemu di surga."
Maka, kenikmatan yang paling tinggi adalah bertemu dengan Allah SWT.Kenikmatan surga juga tidak ada apa-apa nya jika dibandingkan dengan nikmatnya bertemu Allah SWT."Maka, gak ada artinya surga tanpa melihat Allah SWT," tutup Gus Baha.***