Awalan

Jangan Sampai Keliru! Ternyata Arah Kiblat Tidak Harus Persis Menghadap Ka'bah, Bagaimana Seharusnya? Gus Baha: Paham Ya


 Selama ini, Umat Islam meyakini bahwa ibadah salat wajib dilaksanakan dengan menghadap ke arah ka'bah.

Namun, ternyata hal tersebut adalah hal yang keliru, sebagaimana diungkapkan oleh Gus Baha dalam satu ceramahnya.

Gus Baha mengungkapkan bahwa salat dilaksanakan dengan menghadap ke arah ka'bah apabila dilaksanakan dalam konteks tertentu ataupun kondisi tertentu.

Dilansir SuaraBandung.id dari video short dalam kanal YouTube Zona Mahabbah, berikut ulasannya.Salat itu wajib menghadap ka'bah, ya keliru," ungkap Gus Baha.

"Salat (harus) wajib menghadap ka'bah itu dalam konteks tertentu. Kondisi tertentu yaitu kalau salat di dalam masjidil haram," lanjut Gus Baha melanjutkan.Gus Baha kemudian mengatakan bahwa apabila salat dilaksanakan di luar tanah haram, maka salat tersebut dilaksanakan menghadap ke arah masjidil haram."Kalau di luar masjidil haram, itu wajib menghadap bentuk masjidil haram. Malah kalau di luar tanah haram cukup hadap kawasan tanah haram," kata Gus Baha.

"Tidak perlu persis luasnya ka'bah," tambah Gus Baha.Gus Baha pun memberikan contoh, yaitu membandingkan antara luas masjid dan luas ka'bah.

"Seumpama di Indonesia wajib (harus) persis luasnya ka'bah, berarti luas masjid wajib 16 meter. Karena luasnya ka'bah itu 16 meter," kata Gus Baha.

"Artinya kalau masjid 20 meter, mesti ada yang tidak menghadap ka'bah, kecuali berbentuk cekung," lanjut Gus Baha menjelaskan.Setelah itu, Gus Baha pun menegaskan bahwa shaf ataupun bentuk masjid tidak perlu diubah dengan tujuan mengikuti bentuk ataupun letak ka'bah secara persis.

"Paham ya, gitu aja kok ndak bisa, kok kiblat harus diluruskan, masjid lurus-lurus, shaf nya pada diubah, alasannya katanya GPS salah," pungkas Gus Baha.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel